Mohon tunggu...
karabum niwah
karabum niwah Mohon Tunggu... -

Activity: Diving, Internet Surfing, Scouting, Study Oriented, Research and Observation Interest: Research In Motion, Entrepeneurship

Selanjutnya

Tutup

Money

Syariah: Memberdayakan Masyarakat Pesisir

16 Juni 2010   02:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:31 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat pesisir yang mendiami 8.090 desa diperkirakan berjumlah 16,42 juta jiwa. Komunitas ini relatif masih tertinggal, yang ditandai dengan poverty headcount index masih 0,28. Dengan kata lain, masih terdapat kira-kira 28% dari populasi tergolong miskin. Fenomena kemiskinan masyarakat pesisir ini sungguh sangat ironis, karena negeri ini memiliki potensi sumberdaya kelautan yang kaya”, demikian dikemukakan oleh Dr. Sudirman Saad (Direktur Pembedayaan Masyarakat Pesisir). Kemiskinan masyarakat pesisir Indonesia sudah mencapai angka cukup tinggi yakni sekitar 80 persen dengan pendidikan rendah. Padahal, wilayah pesisir yang mencapai sekitar 81.000 km merupakan salah satu kekayaan yang paling besar yang dimiliki Indonesia. Kekayaan negara keulauan terbesar di dunia ini bukannya tidak dimanfaatkan dalam berbagai bentuk kegiatan pembangunan, melainkan sudah digunakan untuk kegiatan perikanan, pariwisata bahari, dan pertambangan. Secara publik, pemerintah telah banyak menyusun program dalam pemberdayaan masyarakat pesisir, seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) dan PNPM Mandiri. Namun program tersebut belum sepenuhnya mampu men-cover publik. Oleh karena itu perlu semacam progrma yang selain memberikan suntikan dana juga perlu pendampingan, sebagaimana prinsip muamalah. Potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir seperti sumberdaya ikani yang tidak dapat habis, termasuk budidaya rumput laut, mutiara, terumbu karang. Namun sampai saat ini potensi tersebut justru dimanfaatkan pihak asing seperti budidaya mutiara di daerah saya Prigi Trenggalek. Sedangkan masyarakat lokal hanya menjadi buruh kasar yang tak jelas nasibnya. Jika ada program yang friendship dan asistenship rutin dan berkesinambungan maka tidak mungkin kuantitas kemiskinan masyarakat pesisir bangsa ini akan menurun. Dan saya yakin dalam prinsip muamalah Islam terdapat di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun