Mohon tunggu...
Kapiler Id
Kapiler Id Mohon Tunggu... Administrasi - https://kapilerindonesia.com

Kapiler Indonesia adalah sebuah platform online yang bergerak dalam pemetaan dan pemberdayaan panti asuhan seluruh indonesia. https://kapilerindonesia.com Follow juga IG kita di @kapiler.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minimnya Regenerasi Pengurus Panti Asuhan

1 Desember 2018   12:30 Diperbarui: 17 Januari 2019   15:10 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Layaknya sebuah organisasi yang profesional, sebuah panti asuhan pun perlu anggota sebagai pengurus yang menjalankan operasionalnya. Baik itu mengasuh, mengajar dan memasak atau kegiatan panti asuhan lainnya. Namun fenomena yang terjadi, sangat minim regenerasi bagi pengurus panti asuhan.

Yang kerap kita temui di setiap panti asuhan, pengurus yang sudah tidak muda lagi usianya. Meskipun ada beberapa pemuda pemudi yang membantu, namun dengan jumlah anak yang ada pada panti asuhan, tentunya tenaga yang dibutuhkan masih sangat kurang.

Seperti yang sempat dituturkan pengurus panti asuhan Muhammadiyah Tanah Abang, Bapak Syaifuddin yang mengaku kesulitan mencari pengurus panti, "Susah cari pengurus untuk anak-anak. Saya pun tidak sembarangan pilih orang. Karena jadi pengurus itu banyak yang harus diambil resiko dan konsekuensinya. Selain kesulitan dalam mengurus anak yang banyak, juga pendapatannya sangat minim,". Saat ditemui tim Kapiler di panti asuhan Muhammadiyah Tanah Abang.

Kadang kala kesibukan yang ada, membuat pengurus panti kesulitan menyempatkan waktu mencari tenaga pengurus baru. Tapi pertimbangan untuk memutuskan orang yang tepat menjadi pengurus panti adalah faktor yang penting.

Selain dibutuhkan seorang yang terampil mengurus anak-anak, mengajar atau memasak, tetapi harus memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Karena jika uang yang dicari, panti asuhan bukan tempat yang tepat. Tetapi jika keberkahan yang diutamakan, panti asuhan bisa memberikan jalan untuk menggapainya.

Alangkah baiknya apabila fenomena ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah, khususnya Dinas Sosial agar lebih memperhatikan kesejahteraan para pengurus panti asuhan. Setidaknya mereka memiliki pendapatan yang cukup, hingga bisa menjadi pegangan hidupnya. Hingga pada akhirnya profesi sebagai pengurus panti asuhan tidaklah menjadi momok bagi orang yang ingin mengabdikan dirinya mengurus anak-anak yatim piatu dan dhuafa. Berdayakan panti berdayakan Indonesia. Panti Go Digital!

Follow Instagram kita di @kapiler.id
 

 
Febrimantara/Kapilerindonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun