Mohon tunggu...
Rocky sableng
Rocky sableng Mohon Tunggu... profesional -

lahir di kursi tahun '85. seorang yang bodoh dan sableng serta edan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beda Malaysia dan Indonesia...

29 Juni 2013   16:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:14 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

beberapa hari lalu, berbincang dengan tante yang baru pulang dari malaysia.

berbincang bagaimana bagusnya sistem transportasi, kesehatan,dll di malaysia.

hingga akhirnya kami sampai pada titik nasionalisme antar kedua negara. di malaysia warganya tidak merasa sebagai satau kesatuan warga malaysia. mereka tidak terlalu bangga dengan identitas malaysianya, asimilasi budaya antar etnis tak berjalan dengan cair disana. masih ada sekat-sekat pembatas yang tanpa sadar mereka lakukan di malaysia.

hal ini tentu berbeda dengan indonesia, dimana asimilasi kebudayaan berjalan dengan cairnya. kita bisa melihat akulturasi budaya cina, gujarat, yaman, papua, melayu,dll menjadi kebudayaan unik di indonesia.

di indonesia orang cina, batak, arab, papua, serta daerah lain dengan bangganya bilang, "aku indonesia."kalau di malaysia mereka lebih senang bilang etnisnya daripada bilang "aku malaysia."sebenarnya modal sosial indonesia itu lebih besar, sepanjang pemimpin negeri ini jeli melihat potensi tersebut dan cerdas mengelolanya maka pembenahan sistem transportasi, logistik, kesehatan, pendidikan,dll akan menjadi mudah.

masalahnya adalah sudah 40 tahun, modal sosial tersebut diabaikan malah disalahgunakan untuk adu domba demi kepentingan pribadi atau kelompok semata. hal ini tentu mengakibatkan retaknya tenun kebangsaan indonesia, ibaratnya kita semua menjadi generasi yang hilang "sense of belonging" terhadap budaya, sesama dan negerinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun