Mohon tunggu...
Kanzuwita Fitri
Kanzuwita Fitri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Genggamlah dunia dengan ilmu🌻

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hiduplah dengan Mata Lebah Bukan Mata Lalat

14 April 2020   15:06 Diperbarui: 14 April 2020   15:40 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikisahkan ada dua ember yang terikat tali timba. Keduanya digantung dengan katrol diatas sumur. Kemudian pemilik sumur menggunakan kedua ember itu untuk menimba air dari dasar sumur. Maka masing-masing ember masuk kedalam sumur dalam keadaan kosong dan kembali keatas penuh terisi air. Kedua ember itu saling bertemu ketika berada di tengah-tengah sumur. Ember yang kosong dari atas dengan menari-nari bertanya kepada ember yang penuh air dari dasar sumur. Percikan air tumpah laksana air mata yang mengalir.

"Kenapa kamu menangis?" tanya ember yang kosong.

"Bagaimana aku tidak menangis? aku membawa air yang berat ini dari dasar sumur. Dengan langkah tertatih-tatih, aku menaiki sumur ini. Setelah sampai diatas, pemilik sumur kembali melemparkan aku ke dasar sumur yang gelap gulita?" jawab ember yang penuh air itu.

Kemudian ember yang menangis balik bertanya kepada ember kosong. "Lalu kenapa kamu malah menari-nari?"

Ember kosong yang menari-naripun menjawab. "Bagaimana aku tidak bahagia? aku turun kedasar sumur membawa air yang jernih ke atas, kemudian bertemulagi dengan cahaya dan sinar matahari."

Demikian kisah dua ember yang terikat timba. Kita semua adalah manusia. Kita sendiri yang menyikapi situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi. Jika mau, kita bisa jadikan situasi dan kondisi hidup kita sebagai motivasi untuk selalu bersikap optimis dan ceria. 

Sebaliknya, kita juga bisa bersikap pesimis dan menangisi apapun yang menimpa kita. Masing-masing dari kita akan memperoleh apa yang di inginkan, karena kita memiliki peran yang sama dalam kehidupan ini. Tetapi sebagian dari kita ada yang selalu ceria dan bahagia. Ada pula yang selalu sedih dan berduka.

Ambillah segi-segi positif dan hikmah dari apa yang menimpa kita dalam semua aspek kehidupan. Berfikir positif dan jangan pesimis. Jadikan pandangan kita seperti pandangan lebah yang selalu menatap indahnya bunga-bunga yang sedang mekar, rimbunnya pepohonan, dan hijaunya dedaunan. 

Seekor lebah tidak hinggap kecuali di tempat-tempat yang baik dan bermanfaat, seolah-olah tidak ada yang jelek dan kotor disekelilingnya. Benar sebuah kalimat yang menyatakan "hiduplah dengan indah, maka semua yang ada di dunia ini akan menjadi indah bagimu.". Jangan jadikan pandangan kita seperti pandangan lalat yang selalu menatap hal-hal kotor dan jorok.

Semua yang ada di sekelilingnya adalah kotoran dan tidak bermanfaat. Seekor lalat buta terhadap hal-hal indah yang menghiasai dunia ini. Lalat tidak akan mau hinggap di bunga-bunga yang semerbak baunya, pepohonan yang rindang, dan tempat-tempat lain yang indah, nyaman lagi bersih.

Sekian teman-teman :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun