Dewasa ini generasi natif teknologi yaitu, generasi milenial dan Z mustahil memisahkan diri dengan teknologi. Generasi ini lahir dan besar bersama teknologi yan berkembang dengan pesat. smartphone, tablet, komputer, laptop dan internet menjadi "teman" sehari-hari. Seorang bayi yang baru saja lahir pun dapat memiliki media sosial melalui orangtuanya.Â
Akibatnya aturan mengenai batasan usia untuk mengatur penggunaan media sosial sering dilanggar. Bayangkan anak SD dan SMP sudah ahli memposting foto-foto terbaiknya di sosial media seperti Instagram atau anak-anak yang sudah eksis di depan kamera untuk pembuatan video YouTube. Tentu hal ini merupakan kemajuan yang luar untuk perkembangan generasi abad ke-21 ini. Namun, dampak negatif atas perkembangan teknologi ini juga berdampak signifikan dengan kemunculan penipuan, penculikan, cyberbullying, phising, pornografi dan lain-lain.
Orangtua dalam Dunia Media Sosial Anak
Peran orangtua dalam kehidupan sosial media anak sangatlah vital. Seyogyanya orangtua mau dan bersedia mengawasi gerak anak dalam media sosial dengan mengenal lingkungan bermain anak di media sosial. Orangtua dapat pula membuat aturan mengenai durasi penggunaan media sosial dan situs-situs apa saja yang tidak diizinkan dengan melakukan diskusi bersama anak konsekuensi-konsekuensi apa yang akan diterimanya.Â
Dalam menjaga keamanan anak dalam berselancar perlu diingatkan bahwa informasi-informasi yang bersifat prtibadi sangat dilarang untuk diumbar ke media sosial seperti nama lengkap, alamat rumah, nama orangtua, nomor telepon serta menghindari bertemu tatap muka dengan orang yang baru dikenal melalui media sosial. Dalam berselancar di dunia maya orangtua juga dapat mengatur atau menyaring situs-situs apa yang boleh atau tidak dibuka oleh anak-anak. Walaupun begitu, orangtua harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai dunia internet dibandingkan anak-anak.
Tantangan Internet bagi Orangtua
Berkembangnya teknologi menyebabkan teknologi menjadi kebutuhan wajib bagi setiap keluarga. Tingginya keinginan dan kemudahan mengakses internet merupakan tantangan bagi orangtua dalam menjalankan kegiatan pengawasan anak di media sosial. Ada baiknya orangtua ikut berselancar bersama anak baik di internet ataupun media sosial. Untuk itu orangtua mampu mengenali ciri pengenalan internet kepada anak sebagai berikut:
- Usia 2-4 tahun
Di usia ini peran orangtua sangat penting. Berinternet bersama orangtua merupakan tindakan yang paling baik. Berinternet bersama orangtua juga dapat meningkatkan ikatan emosional anak dengan orangtua. Memasuki usia tiga tahun, anak sudah memiliki kebebasan bereksplorasi dan memahami kelalaiannya. Di masa ini orangtua harus mampu menjelaskan aktivitas yang diperbolehkan dalam internet atau dapat secara langsung memilih situs-situs yang cocok untuk anak- anak.
- Usia 4-7 tahun
Anak mulai berlekplorasi mandiri. Usia ini orangtua wajib memberi batasan- batasan yang jelas. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain menyediakan browser/search engine khusus untuk anak-anak untuk menghindari situs-situs yang tidak diinginkan. Dengan begitu, anak akan memperoleh pengalaman positif dalam eksplorasinya.
- Usia 7-10 tahun
Anak berusaha mencari informasi diluar lingkup keluarganya. Faktor lingkungan anak seperti dengan siapa Ia berteman dan bagaimana kualitas lingkungannya sangat memengaruhi. Walaupun demikian, orangtua harus tetap mendorong anak untuk bereksplorasi dengan pengawasan dari orangtua. Saat ini pula orangtua memberi pemahaman kepada anak bahwa apa yang Ia lihat di internet belum tentu bermanfaat dan benar.
- Usia 10-12 tahun
Ini adalah masa pra-remaja. Saat ini pula anak sudah memiliki pengalaman berinternet dan membutuhkan kebebasan. Orangtua di masa ini lebih baik mendorong pemberian kebebasan namun dengan batasan penggunaan internet dan mengajak anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan fisik. Ketika anak memasuki umur 12 tahun, secara tidak langsung nalar dan kemampuan mereka mulai terasah karena nilai dan norma yang dianut kelompok pergaulannya.
- Usia 12-14 tahun