Mohon tunggu...
Kanzen Pria Munaya
Kanzen Pria Munaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis dan Musik Produser

cape jadi orang ganteng

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ilusi Tanah Fana

3 September 2022   13:49 Diperbarui: 24 Juni 2023   18:42 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala engkau menarik mata tatkala pertama bersua
Indah.. bak metafora yang teralun dalam tulisan sastra
Rupamu yang terakui akan nirmala
Aksara kata sempurna tak ada apanya

Niskala jiwa menjangkau
Ilusi tanah fana yang membuat terpukau
Afeksi bualan sebatas senda gurau
Padam hanya dengan sekali kicau

Ucap tak mau untuk lebih
Tapi bimbang dalam memilih
Rencana mana yang bisa untuk diraih?

Irama masa yang menjadi saksi
Penafsiran yang telah salah arti
Akhir dari sebuah rekognisi
Raharja yang terus membohongi

Asa tak menentu yang berlalu-lalang
Sayup aroma yang perlahan menghilang
Tak mengerti apa maksud bentala tuk memberi batas ambang

Inikah isyarat tunduk pada laksana?
Kelahi antara logika dan renjana?
Akhir dari layaran cerita lini asmara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun