Mohon tunggu...
Kanya West
Kanya West Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Saya suka sekali memasak!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyeimbangkan Tradisi dan Kenyamanan: Opini tentang Penggunaan Sound Horeg di Festival Budaya

24 Oktober 2024   19:35 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:37 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia terdiri dari banyak pulau yang memiliki banyak macam suku. Di setiap suku tersebut, pasti memiliki budaya dan tradisi nya sendiri. Mulai dari makanan, baju adat, tarian, alat musik, upacara tradisional, dan lain sebagainya. Ragam Budaya dan tradisi dapat dikembangkan dan ditunjukkan kepada masyarakat sekitar, dengan cara dikemas dalam sebuah pertunjukan seni atau festival yang digelar secara umum.

Pertunjukan seni atau festival ini sangat terkenal di lingkungan Kabupaten Malang, salah satunya ialah Kanjuruhan Culture Carnival (KCC). Mereka menampilkan kesenian bantengan dalam festival tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga menunjukkan berbagai budaya lainnya. Pastinya festival ini juga dimeriahkan dengan banyak lagu-lagu, biasanya mereka menyalakan lagu menggunakan sound horeg. 

Sound horeg merupakan alat sound system yang menghasilkan suara dengan volume yang cenderung tinggi. Sound horeg saat ini disebut sebagai budaya dan sebuah persaingan sosial. Sound horeg juga dibuat menjadi sebuah ajang kompetisi atau adu sound antar masyarakat. Dengan hal ini, saat festival banyak orang yang menggunakan sound horeg untuk mengiringi pertunjukan. Ternyata dengan adanya sound horeg, dapat memberikan dampak negatif terhadap warga sekitar.

Dampak negatif yang ditimbulkan, dapat merugikan bagi warga sekitar. Karena suara yang cukup tinggi, dapat mengganggu pendengaran dan juga dapat merusak beberapa bagian bangunan rumah. Di beberapa kasus, diketahui bahwa sound horeg dapat memecahkan kaca rumah warga hanya karena suara yang dihasilkan. Beberapa warga mengalami juga mengalami kerusakan pada gendang telinga dan menyebabkan hearing loss. Dan para warga pun tidak terima akan hal tersebut, dan banyak kekacauan terjadi setelah kejadian tersebut.

Dengan demikian, solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengganti penggunaan sound horeg dengan sound system yang lebih baik. Selain itu, volume suara harus disesuaikan dengan batas pendengaran manusia. Pihak penyelenggara juga dapat menyediakan fasilitas yang lebih berkualitas. Dengan langkah-langkah ini, dampak negatif dari suara berlebih akan berkurang dan tidak merugikan warga sekitar. Diharapkan bagi para pengguna sound horeg dapat memperbaiki kesalahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun