Mohon tunggu...
Kanya Indah Fanisa
Kanya Indah Fanisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Mungkin Menerapkan Work-Life Balance di Era Digital?

22 April 2024   12:35 Diperbarui: 22 April 2024   12:38 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era di mana teknologi terus berkembang dan dunia kerja menjadi semakin dinamis, work-life balance, atau keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, menjadi semakin penting. Ini bukan lagi sekadar tren, tetapi telah menjadi kunci bagi kesejahteraan pribadi, kebahagiaan, dan produktivitas yang berkelanjutan.
Sementara era digital membawa kemudahan dalam berkomunikasi dan fleksibilitas kerja, namun, tantangan baru muncul dalam mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mari kita telusuri lebih jauh apakah work-life balance masih mungkin kita terapkan di era digital ini?
 
Budaya "Always On" di era digital seperti sekarang ini sering kali membuat kita merasa terhubung secara konstan, tanpa batasan waktu yang jelas. Ini membuat sulit untuk menarik garis antara waktu kerja dan waktu pribadi. Lalu ditambah dengan fitur-fitur pada smartphone kita seperti email, whatsapp dan platform digital lainnya membuat kita selalu tergoda untuk terlibat dalam pekerjaan, bahkan di luar jam kerja resmi. Gangguan ini sering kali mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Maka dari itu kita harus membuat strategi untuk mewujudkan work-life balance, langkah pertama menuju work-life balance adalah menetapkan prioritas yang jelas dalam hidup kita. Identifikasi nilai-nilai dan tujuan, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi, dan berikan prioritas sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Lalu tetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi, matikan pemberitahuan pekerjaan di ponsel atau komputer di luar jam kerja untuk membantu memisahkan antara pekerjaan dan waktu istirahat.
Dan yang paling penting adalah jangan ragu untuk menolak permintaan tambahan diluar jam kerja karena kalau ingin mewujudkan work-ife balance kita harus belajar untuk mengutamakan kebutuhan kita sendiri dan menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Dengan menjalankan beberapa contoh strategi ini dan menyesuaikannya sesai dengan kebutuhan, maka kita dapat menciptakan keseimbangan yang sehat antara karier dan kehidupan pribadi di era digital ini. Work-life balance bukanlah sekadar impian yang tidak mungkin tergapai, tetapi merupakan salah satu kunci penting dari kesejahteraan kita secara keseluruhan. Dengan mencapai keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi, kita dapat meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, dan hubungan sosial kita. Jadi, mari bersama-sama berusaha mencapai work-life balance untuk hidup yang lebih bahagia dan bermakna.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun