Jakarta, KUMHAM MALUKU - Citra positif Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia harus terus dibangun dan digelorakan, humas mempunyai peranan penting didalamnya ibarat menjaga sebuah pilar sebuah bangunan, hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Andap Budhi Revianto saat sampaikan arahan sesaat sebelum menutup kegiatan Penguatan kesetjenan dan Public Relations Briefing Tahun 2023 yang secara langsung diikuti oleh Kakanwil Kemenkumham Maluku M. Anwar N dan Kadiv Administrasi Topan Sopuan.
"Di Kementerian Hukum dan HAM ada 6 pilar Kesekjenan, mulai dari Biro Perencanaan, Kepegawaian, Keuangan, BMN, Umum, Pusdatin. Keenam pilar tersebut dikelilingi oleh fungsi dari Biro Humas, Hukum dan Kerjasama untuk menjaga citra kemenkumham," jelas Sekjen pada acara PR Briefing di Graha Pengayoman, Jumat (17/02).
Dari Unit Utama, Kantor Wilayah hingga Unit Pelaksana Teknis lanjut Andap, semua mempunyai peranan dalam menggelorakan citra positif Kemenkumham. "Sebuah perencanaan yang baik tidak akan menghianati hasil, hasil yang baik harus kita sampaikan kepada masyarakat. Pahami dan implementasikan dengan baik manajemen kinerja kehumasan melalui glorifikasi kinerja humas yang telah baik dan lakukan evaluasi untuk lini yang masih butuh peningkatan," lanjutnya.
Dirinya kemudian menegaskan bahwa citra Kemenkumham yang telah dibangun selama 78 Tahun jangan sampai tercoreng. "Kita bisa menjaga citra positif salah satunya dengan melihat pengalaman berbagai instansi yang ada. Belajar dari pengalaman mereka, tidak perlu harus kita mengalaminya terlebih dahulu. Petik sebuah pembelajaran yang utuh," tuturnya.
Sebelumnya, Arief Suditomo salah-seoorang Presenter dan Praktisi Kehumasan dalam sesi sharing dengan tema "Understanding Indonesia Media Landscape" membagikan tips untuk menjembatani Pemerintah kepentingan dengan media atau Jurnalistik.
Arief mengatakan didalam dunia jurnalistik hubungan media dan pemerintah dimulai dengan bagaimana sebuah instansi menangkap sikap editorial. Sikap editorial adalah cara media menyikapi sebuah peristiwa atau kejadian yang baik atau buruk dari sebuah institusi.
Dilanjutkan olehnya bahwa sikap editorial adalah refleksi dari apa yang terjadi di masyarakat. Secara rinci ia menjabarkan ceklis dasar dalam memahami landscape media diantaranya website yang update dan interaktif, mengelola media sosial dengan postingan infografis, statement, hingga videografis, menggunakan influencer, menganalisis isu media, krisis manajemen hingga membuat sebuah event. (Humas/AI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H