International Organization of Migration (IOM) bersama Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM menghadirkan Asesmen untuk Penguatan Kapasitas Petugas Pintu Masuk dan Garda Depan dalam Merespons Covid-19 dan Penyakit Menular Lainnya di Pintu Masuk di Indonesia. Asesmen ini digelar di 19 pintu gerbang negara di penjuru Indonesia dan salah satunya digelar di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta pada Selasa (13/9). Kegiatan ini merupakan upaya IOM yang difasilitasi Imigrasi untuk mengetahui kesiapan pintu gerbang negara menyambut pelaku perjalanan luar negeri dalam situasi pandemi dan pasca pandemi karena adanya rencana penambahan 19 pintu masuk kedatangan internasional, termasuk di Bandara Adi Soemarmo Surakarta di Boyolali.
Di Kantor Imigrasi Surakarta, acara dibuka pukul 10.30 WIB di aula kantor dengan rangkaian sambutan dan diskusi antara IOM, Imigrasi, dan instansi terkait. Dalam sambutan pembukaan, Direktur Kerja Sama Keimigrasian, Heru Tjondro, Â menyampaikan bahwa IOM ingin membantu masing-masing instansi yang diundang untuk mempersiapkan kebutuhan pembukaan kedatangan internasional di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Melalui asesmen ini IOM akan mencatat kebutuhan dan akan berusaha memberikan bantuan sesuai kebutuhan. Direktur juga menyampaikan bahwa visa on arrival tujuan wisata telah dibuka untuk 75 negara dan akan segera dibuka juga VoA untuk keperluan bisnis dan sosbud sebagai respon dari perintah presiden.
Sementara itu, perwakilan IOM yaitu Marini Fitria mengatakan bahwa tujuan asesmen adalah untuk mendengar dan mendapatkan informasi kebutuhan persiapan kedatangan perlintasan internasional, Â upaya pencegahan infeksi, peningkatan pengetahuan serta SOP di pintu masuk untuk deteksi dini penyakit menular.
Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jateng, Wishnu Daru Fajar, memberi sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya, Kadivim mengapresiasi kegiatan ini karena Solo akan dijadikan kota bertabur event oleh Wali Kotanya, sehingga acara ini sangat bagus untuk mendukung terwujudnya program ini melalui kedatangan wisatawan internasional. Asesmen ini penting karena petugas di perbatasan akan menghadapi pertama kali orang-orang dari luar negeri sehingga dibutuhkan pembekalan pengetahuan.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan FGD antara IOM dan peserta yang hadir. Mulai dari diskusi operasional bandara kepada Angkasa Pura, koordinasi protokol dan ketersediaan petugas serta perangkat kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan, ketersediaan Satgas Covid kepada perwakilan TNI AU Lanud Adi Soemarmo karena Satgas sendiri memang diketuai oleh Danlanud. Dinas Kesehatan Boyolali juga turut mendiskusikan ketersediaan faskes di sekitar bandara yang tersedia di radius maksimal 6 km.
Setelah istirahat, asesmen dilanjutkan dengan observasi lapangan di Bandara Internasional Adi Soemarmo. Bersama dengan otoritas bandara, para peserta dibawa berkeliling mengikuti alur keberangkatan dan kedatangan internasional. Perwakilan IOM mendapatkan penjelasan dari masing-masing peserta terkait cakupan kerjanya dan kebutuhan yang selama ini belum terpenuhi. Kebutuhan ini dicatat oleh perwakilan IOM untuk selanjutnya dikumpulkan bersama data-data asesmen lainnya yang sedang berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H