Mohon tunggu...
Rian "Aya" Indriani
Rian "Aya" Indriani Mohon Tunggu... profesional -

Saya yang selalu percaya bahwa ide gila itu muncul sewaktu-waktu. Saya yang selalu percaya bahwa walau tidak bisa berenang, laut itu selalu menyenangkan dan menenangkan. Saya yang selalu percaya bahwa saya, bisa! Bisa gila!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bulu Bulu Duri Duri Landak Mini

23 Juli 2011   22:11 Diperbarui: 4 April 2017   17:19 3281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="250" caption="Si Muka Garrrang"][/caption] Beberapa hari yang lalu, saya sengaja mampir ke pet shop teman yang baru dibuka di bawah jembatan Janti, Yogyakarta. Nama pet shop nya Jogja Landak. Sebenarnya Robert (pemilik) sudah lama menekuni hobi memelihara landak mini (African Pygmy Hedgehog) ini, kira kira sekitar tiga tahun yang lalu. Tapi kini dia tidak hanya menjual landak mini kok. Ada juga tokai eh tokek, kucing dan banyak lagi. Ya, ini yang saya sebut sebagai hobi positif melahirkan pundi pundi uang. Hati senang, kantong berisi :D [caption id="" align="aligncenter" width="219" caption="Jalan Janti Yogyakarta"]

Jalan Janti Yogyakarta
Jalan Janti Yogyakarta
[/caption] Ia menjalankan bisnis ini bersama dengan kekasih hatinya (yang jelas, bukan saya atau Anda). Dari yang saya lihat, keduanya memang penyayang bin-atang hehehe. Selain aktif di pet shop, keduanya juga mengurus bisnis ini secara on line. Ya, bisnis yang begini memang "harus" dikelola dengan berbagai cara. Well, mari kita intip sedikit ke landak mini-nya :) Mungkin saya sedikit telat menuliskan tentang artikel ini karena saya juga sadar diri bahwasannya si mungil satu ini sudah lama terekspos berbagai media. Jauh jauh dari Afrika, si mungil ini (keluarga Erinaceidae) tidak sama dengan landak hutan (keluarga Hystricidae) yang bulu atau duri nya bisa dijadikan tusuk penunjuk huruf huruf Al-Qur'an (jadi inget masa kecil). Sama seperti saya, si mungil ini aktifnya pada malam hari (lho???) alias nocturnal. Mereka bersifat soliter, hanya bertemu sebangsanya yang lain pada musim kawin saja untuk mencari pasangan. Hahaha genit juga si mungil ini ya. Kalau hidup di hutan, mereka senangnya menyantap serangga. Tapi kalau dipelihara ya, makannya sama seperti makanan kucing atau anjing. Nah, siap siap aja ngerogoh kocek berlebay untuk memelihara s mungil ini. Katanya, kalau dipelihara dengan baik, usia mereka bisa mencapai 9 tahun tetapi usia rata rata landak mini ini hanya 4 hingga 6 tahun (saja). Tapi tenang, landak mini ini tidak mudah stres dan lantas mati karena pemeliharaannya sangat mudah. Kecuali si landak mini kita pegang kemudian kita injak injak atau kita cekik cekik, ya bakal mati lah. Loh kok berani menginjak injak? Yup! Bulu alias duri nya itu ga tajem seperti landak liar lainnya. Makanya jenis ini banyak dipelihara. Bisa dielus elus loh hahahaha. Tapi, ukuran ee'nya lumayan gede loh walau ukuran badan landak mini ini terbilang kecil. Dulu saya dua kali memelihara kelinci tapi semuanya mati (empat ekor). Mereka semua mati karena kedinginan dan ada juga yang sakit karena saya terjangkit flu (curhaaat). Pokoknya, memelihara kelinci hias tidak semudah memelihara landak mini kok (ngiklannn). Tapi, saya ndak kuat beli landak mini. Harganya saja berkisar dari Rp 400.000 hingga jutaan rupiah. Bukan apa, sayang uangnya kalau nanti ujung ujungnya "cuma" mati hahaha. Kemudian, untuk perlengkapan dan kebutuhan pemeliharaan landak mini, cuma dibutuhkan kandang yang biasanya terbuat dari kaca (akuarium), container box, atau sekedar kandang hamster dengan ukuran minimal 60x30x30cm. Selain itu, landak mini juga butuh serbuk kayu seperti halnya hamster sebagai alas untuk menyerap bau dan menjaga agar ototnya tetap baik. Ya kebayang juga sih kalau kandang kaca akuariumnya tidak diberi serbuk kayu. Ketika pipis, becek, yah tinggal akrobatik aja mereka. Peleset sana peleset sini hahaha :D Terus, jangan lupa menyediakan asbak untuk tempat makan (bukan area merokok ;p) dan botol air minum yang biasanya untuk dot hamster. Jangan dot bayi! Untuk makanan, seperti yang sudah saya katakan tadi, cukup diberi makanan kucing atau anjing sebanyak 1 sendok makan setiap pagi dan sore sebagai menu utama. Menu sampingannya adalah ulat hongkong sebanyak 2 sampai 3 kali dalam seminggu, cukup satu sendok makan juga. Ulat Hongkong bisa dibeli di pasar burung atau pakan burung, jadi tidak perlu repot repot ke Hongkong. Kalau untuk air minum ya secukupnya aja tapi jangan air mentah ya. Jangan pula coke atau bir! Nanti mabooook [caption id="" align="aligncenter" width="327" caption="Ulat (dari) Hongkong"]
Ulat (dari) Hongkong
Ulat (dari) Hongkong
[/caption] Well,  gimana? Tertarik? Saya tidak :D P.S : sebagian tulisan dari brosur nya Robert ;p [caption id="attachment_124648" align="aligncenter" width="272" caption="Jogja Landak"]
13114596131550209585
13114596131550209585
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun