rapat ini merupakan rapat besar yang bertujuan mempertemukan pemimpin bangsa Indonesia dengan rakyatnya satu bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustustus 1945. Rapat ini di hadiri kurang lebih sampai 300.000 masyakarakat yang hadir.
Mengulas kembali Hari Rapat Raksasa di lapangan Ikatan Atletik Djakarta atau lebih terkenal dengan nama IKADA (sekarang pojok timur Monas) yang terjadi pada tanggal 19 September 1945,Senin, 19 September 2022 di SDN Gunung 05 Pagi memperingati Hari Rapat Raksasa IKADA yang ke -77 sebagai bentuk tanggung jawab dan kontribusi para Guru untuk mengenalkan sejarah kepada seluruh siswa sisiwinya.
Semangat yang ditunjukan para seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengikuti Upacara Hari Rapat Besar IKADA ke -77 merupakan bentuk keseriusanya dalam memberikan motivasi terhadap para siswanya agar memilki rasa nasionalis yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya dan memilki nilai-nilai pancasila sebagai pelajar Indonesia.
Mengenalkan dan turut memperingati sejarah besar Rapat Raksasa IKADA kepada seluruh siswa dan siswi SDN Gunung 05 Pagi, menggambarkan betapa pentingnya kita sebagai seorang pendidik yang tetap mengawal, menuntun dan mendorong para siswanya agar menjadi anak-anak yang memilki kepedulian akan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, sehingga kelak meraka mampu memimpin bangsa ini tanpa melupakan sejarah sebagai bagian dari perjalanan panjang Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan seperti saat ini. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah lupa akan sejarahnya.
 Siswa dan siswi SDN Gunung 05 Pagi siap menjadi pembelajar yang memilki karakter, dan berkepribadian yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, dan sebagai :
- Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Pancasila memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari
- Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain.
- Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
- Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
- Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
- Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
- Generasi yang unggul dan mampu menjawab tantangan jaman dengan tidak melupakan sejarahnya merupakan hal yang sangat penting untuk di tanamkan terhadap seluruh siswa agar menjadi pemimpin yang memilki karakter kuat tentang kebinekhaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H