Pencurian adalah tindakan kriminal yang sudah sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Meski demikian, pernahkan Anda penasaran kisah dibalik pencurian yang dapat menghancurkan suatu negara?
Yap, serial kriminal pencurian fenomenal Netflix "The Money Heist" atau "La Casa de Papel" menceritakan kisah pencurian yang dapat mengancam sekelas negara. Uniknya, demi penyamaran, El Profesor atau Sang Mastermind memberi alias kepada para pencuri dengan menggunakan nama-nama kota seperti Tokyo, Berlin, Moskow, dan sebagainya.Â
Kisah yang penuh dengan aksi, drama, percintaan, dan ketegangan tersebut pada akhirnya mengucapkan "Bella Ciao" setelah berlangsung selama lima musim.Â
Perjalanan El Profesor dan kawan-kawan untuk melakukan pencurian berskala mega mulai dari cadangan uang di The Royal Mint hingga cadangan emas di Central Bank of Spain (CBS) melalui aksi-aksinya telah membuat kagum banyak penonton. El Profesor dengan ide-ide briliannya ditambah dengan keahlian masing-masing dari anggota grup membuat setiap cuplikan adegan pencurian semakin mendebarkan hati penonton.
Dalam serial tersebut, dua musim pertama didedikasikan untuk menceritakan perjalanan mencuri cadangan uang miliaran euro di The Royal Mint -- atau disebut sebagai "injeksi likuiditas" oleh El Profesor.
Sementara, tiga musim selanjutnya mengisahkan pencurian cadangan emas di CBS. Akhir musim kelima digunakan untuk menunjukkan adegan di mana Spanyol hampir bangkrut karena pencurian cadangan emas berhasil dilakukan oleh El Profesor dan kawan-kawan.Â
Ditambah lagi, saat Profesor terpojok, Ia sengaja menggiring kekhawatiran publik dengan menunjukan proses peleburan emas yang dicuri. Ini digunakan untuk menggiring opini seolah Spanyol tidak punya emas untuk membayar surat-surat berharga yang kemudian meningkatkan resiko premium negara tersebut. Pada serial tersebut, pasar saham anjlok 14% dalam tiga jam setelah video peleburan pertama dirilis. Hal ini menunjukkan pengaruh emas dalam perekonomian suatu negara.Â
Ironisnya, meskipun Kolonel Tamayo, seorang representatif Spanyol dalam kasus pencurian tersebut, telah berhasil menangkap tikus yang selama ini mengganggunya, luluh pula untuk bernegosiasi karena ketakutan atas runtuhnya negara tempatnya lahir.Â
Lantas, seberapa kuatkah emas dalam mempengaruhi nasib suatu negara? Apa yang terjadi pada suatu negara jika semua cadangan emasnya hilang?
"Commodities such as gold and silver have a world market that transcends national borders, politics, religions, and race. A person may not like someone else's religion, but he'll accept his gold" -- Robert Kiyosaki
Dalam konteks Spanyol, cadangan emas disimpan di beberapa titik, bukan hanya di satu titik seperti yang digambarkan oleh serial The Money Heist. Jika memang pencuri berhasil melangsungkan aksinya dan mencuri semua emas, maka akan menimbulkan efek bermata dua.
Gold Standard Tidak Lagi Relevan
Sejak zaman dahulu, emas digunakan sebagai alat tukar atau mata uang. Ya, kepingan logam kuning ini memang spesial karena dapat dileburkan dengan mudah dan diubah menjadi bentuk lain serta tidak berkarat. Kilauan emas ini juga membuat ia memiliki nilai intrinsik dan karisma tersendiri.
Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, alat tukar berganti menjadi mata uang. Sistem yang ada masih menggunakan emas, dengan nilai yang sama seperti nominal mata uang, masih sebagai backup bagi mata uang, sistem ini disebut gold standard.Â
Bretton Woods Agreement 1944 yang ditandatangani oleh 44 negara menyatakan bahwa emas digunakan sebagai standar pertukaran mata uang tetap secara universal. Suatu negara tidak dapat asal mencetak uang kertas tanpa ada emas senilai nominal uangnya yang merepresentasikannya menurut sistem gold standard.Â
Waktu terus berjalan dan zaman semakin berkembang, meninggalkan gold standard. Tepatnya tahun 1971, Amerika Selatan sudah tidak lagi menerapkan gold standard dan menggantikannya dengan uang fiat, yaitu mata uang yang dikeluarkan pemerintah tanpa dicadangkan oleh suatu komoditas atau tidak memiliki nilai intrinsik.Â
Jika memang kejadian pencurian emas terjadi saat gold standard masih diterapkan, maka suatu negara pasti akan hancur perekonomiannya. Namun karena sistem sudah berganti, maka efeknya tergantung seberapa besar proporsi emas dalam cadangan devisa suatu negara.
Spanyol memiliki cadangan emas senilai kurang lebih 1.55% dari total cadangan devisa yang dimilikinya pada tahun 2020. Angka ini tentu kecil dibandingkan sisa aset milik negara Spanyol yang membuat hilangnya emas tersebut tidak cukup kuat untuk merobohkan suatu negara. Ditambah lagi Spanyol merupakan bagian dari Uni Eropa yang memberi arti bahwa CBS terintegrasi dengan European Central Bank (ECB) yang memiliki aset senilai akumulasi seluruh penganut mata uang Euro.Â
Menurut ekonom Daniel Fuentes, ECB memiliki kekuasaan untuk mengkompensasi hilangnya emas dengan menyuntikan dana ke neraca keuangan Spanyol. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Kolonel Tamayo yang mengkonfrontasi El Profesor dengan menyatakan bahwa Uni Eropa akan segera menyuntikan dana ke Spanyol, meskipun gagal.
Jika terjadi di Indonesia, efeknya akan lebih besar karena mata uang Indonesia bersifat independen, tidak seperti Spanyol yang tergabung dalam Uni Eropa. Indonesia memiliki 2.5 juta troy ounce emas pada 2020 atau senilai 3.7% dari total cadangan devisa Indonesia.
Hilangnya Emas Menjadi Bumerang di Mata Publik
Disisi lain, hilangnya emas akan berdampak buruk bagi reputasi negara terkait. Layaknya dalam serial The Money Heist, telah terjadi kekacauan ketika berita tentang hilangnya emas tersebar di kalangan publik.Â
Terjadi guncangan pada kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Nilai saham dalam pasar turun sebesar 14% setelah El Profesor mengunggah video cara mencuri uang di CBS ke masyarakat. Tidak hanya itu, setelah diunggahnya video cara meleburkan emas oleh Palermo, nilai pasar saham terus menurun karena masyarakat dan investor skeptis terhadap keberlangsungan negara tersebut.Â
Terlebih lagi, jika terdapat pencuri yang berhasil menerobos keamanan bank sentral, maka ada kelompok yang memiliki infrastruktur yang sangat canggih, setara dengan invasi terhadap negara tersebut. Maka  dari itu, selain kemampuan mengelola finansial dan investasi asing, keamanan negara tersebut juga terancam.Â
Selain itu, kejadian ini juga akan meningkatkan resiko premium. Menurunnya kemampuan negara untuk membayar hutang atau krisis finansial karena tidak adanya cadangan devisa. Hal itu juga akan berdampak pada pasar saham dan sekuritas.Â
Fenomena ini juga menyebabkan capital flight atau penarikan modal secara besar dari suatu negara akibat spekulasi investor bahwa negara tersebut akan mengalami resesi atau krisis ekonomi.
Cadangan Emas Sebagai Senjata dalam Keterpurukan
Demi mengurangi risiko dalam pasar, Bank Sentral melakukan diversifikasi cadangan devisa dengan emas. Keberadaan emas tidak terpengaruh dengan kondisi sosial dan politis suatu negara, tidak seperti mata uang yang berfluktuatif.
Pada sisi lain, emas juga berfungsi sebagai pengendali inflasi alami. Berbeda dengan emas, pengaturan jumlah arus uang yang dilakukan bank sentral untuk mengatur inflasi akan mendevaluasi nilai mata uang tersebut.Â
Kepingan kuning cantik ini pun juga berbanding terbalik dengan mata uang. Ketika terjadi inflasi, investor cenderung berinvestasi pada emas karena memiliki nilai intrinsik yang melekat dan pasokannya terbatas.
Oleh karena itu, emas bersama dengan surat obligasi menjadi  aset terpenting sebagai sumber kepercayaan masyarakat karena mampu mengatasi krisis keuangan dan menjadi lindung  nilai terhadap tekanan inflasi mata uang fiat.
Lantas, hilangnya emas seperti pada serial populer Netflix tersebut memiliki kemungkinan untuk menggiring suatu negara ke jurang kehancuran, di mana suatu negara tidak dapat lagi mempertahankan  kepercayaan rakyatnya maupun investor.
"Di dunia ini, semuanya diatur oleh keseimbangan. Ada apa yang kamu ingin dapatkan dan apa yang kamu ingin hilangkan. Dan ketika kamu berpikir tidak akan rugi apa-apa, kamu menjadi terlalu percaya diri." -- El Profesor
Seperti kutipan dari El Profesor, dunia diatur oleh keseimbangan. Perlu dilakukan perhitungan, sebab terlalu percaya diri menggiring kepada keterpurukan.
Referensi
Alaydrus, H. (2020, August 4). Cadangan Emas Indonesia 3,7 Persen dari Cadev, Ekonom: Saatnya BI Tambah Porsi. Bisnis.com. Retrieved January 7, 2022.
Chen, J. (2021, April 28). Bretton Woods Agreement and System. Investopedia. Retrieved January 7, 2022.
Kiratas. (2021, December 15). What would happen if the gold was stolen from the Bank of Spain?. Kiratas. Retrieved January 7, 2022.
O3Mining. (2021, November 1). Gold Reserves --- The Importance of Gold in Central Bank Reserves. O3 Blog. Retrieved January 7, 2022.
Smith, K. (2021, January 11). How Gold Affects Currencies. Investopedia. Retrieved January 7, 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H