Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

What Will Happen if Gold Robbery in Money Heist Really Happened?

7 Januari 2022   19:30 Diperbarui: 7 Januari 2022   20:28 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks Spanyol, cadangan emas disimpan di beberapa titik, bukan hanya di satu titik seperti yang digambarkan oleh serial The Money Heist. Jika memang pencuri berhasil melangsungkan aksinya dan mencuri semua emas, maka akan menimbulkan efek bermata dua.

Gold Standard Tidak Lagi Relevan

Sejak zaman dahulu, emas digunakan sebagai alat tukar atau mata uang. Ya, kepingan logam kuning ini memang spesial karena dapat dileburkan dengan mudah dan diubah menjadi bentuk lain serta tidak berkarat. Kilauan emas ini juga membuat ia memiliki nilai intrinsik dan karisma tersendiri.

Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, alat tukar berganti menjadi mata uang. Sistem yang ada masih menggunakan emas, dengan nilai yang sama seperti nominal mata uang, masih sebagai backup bagi mata uang, sistem ini disebut gold standard. 

Bretton Woods Agreement 1944 yang ditandatangani oleh 44 negara menyatakan bahwa emas digunakan sebagai standar pertukaran mata uang tetap secara universal. Suatu negara tidak dapat asal mencetak uang kertas tanpa ada emas senilai nominal uangnya yang merepresentasikannya menurut sistem gold standard. 

Waktu terus berjalan dan zaman semakin berkembang, meninggalkan gold standard. Tepatnya tahun 1971, Amerika Selatan sudah tidak lagi menerapkan gold standard dan menggantikannya dengan uang fiat, yaitu mata uang yang dikeluarkan pemerintah tanpa dicadangkan oleh suatu komoditas atau tidak memiliki nilai intrinsik. 

Jika memang kejadian pencurian emas terjadi saat gold standard masih diterapkan, maka suatu negara pasti akan hancur perekonomiannya. Namun karena sistem sudah berganti, maka efeknya tergantung seberapa besar proporsi emas dalam cadangan devisa suatu negara.

Spanyol memiliki cadangan emas senilai kurang lebih 1.55% dari total cadangan devisa yang dimilikinya pada tahun 2020. Angka ini tentu kecil dibandingkan sisa aset milik negara Spanyol yang membuat hilangnya emas tersebut tidak cukup kuat untuk merobohkan suatu negara. Ditambah lagi Spanyol merupakan bagian dari Uni Eropa yang memberi arti bahwa CBS terintegrasi dengan European Central Bank (ECB) yang memiliki aset senilai akumulasi seluruh penganut mata uang Euro. 

Menurut ekonom Daniel Fuentes, ECB memiliki kekuasaan untuk mengkompensasi hilangnya emas dengan menyuntikan dana ke neraca keuangan Spanyol. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Kolonel Tamayo yang mengkonfrontasi El Profesor dengan menyatakan bahwa Uni Eropa akan segera menyuntikan dana ke Spanyol, meskipun gagal.

Jika terjadi di Indonesia, efeknya akan lebih besar karena mata uang Indonesia bersifat independen, tidak seperti Spanyol yang tergabung dalam Uni Eropa. Indonesia memiliki 2.5 juta troy ounce emas pada 2020 atau senilai 3.7% dari total cadangan devisa Indonesia.

Hilangnya Emas Menjadi Bumerang di Mata Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun