Jepara, sebuah kota di Jawa Tengah, terkenal dengan seni ukirnya. Ukiran Jepara merupakan ciri khas budaya setempat dan menjadi sumbangsih penting bagi perekonomian daerah. Sejarah dan Perkembangan Seni Ukir Jepara Awal mula seni ukir Jepara sudah ada sejak berabad-abad lalu. Pada masa kerajaan, ukiran digunakan untuk menghiasi istana dan rumah bangsawan. Perkembangan seni ukir berkembang pesat pada masa penjajahan Belanda. Sementara itu, pada era modern, seni ukir Jepara sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Ukiran digunakan pada furnitur, kerajinan, dan ornamen dekoratif. Ukiran Jepara sudah mendunia dengan berbagai desain inovatif.
Sejarah dan Perkembangan Seni Ukir Jepara Awal mula seni ukir Jepara sudah ada sejak berabad-abad lalu. Pada masa kerajaan, ukiran digunakan untuk menghiasi istana dan rumah bangsawan. Perkembangan seni ukir berkembang pesat pada masa penjajahan Belanda. Sementara itu, pada era modern, seni ukir Jepara sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Ukiran digunakan pada furnitur, kerajinan, dan ornamen dekoratif. Ukiran Jepara sudah mendunia dengan berbagai desain inovatif.
Ciri dan Keunikan Seni Ukir Jepara Motif ukiran Jepara memiliki berbagai tema, seperti flora, fauna, dan mitologi. Motif-motif tersebut sarat akan makna filosofis dan simbolisme budaya, dan dalam proses pembuatannya memiliki teknik tersendiri, yaitu teknik ukir Jepara yang menggunakan pahat dan kayu jati sebagai bahan baku utamanya. Teknik ini membutuhkan ketelitian dan keahlian yang tinggi. Dan dari segi estetika, seni ukir Jepara dikenal dengan keindahan dan keanggunan estetikanya. Detail yang rumit dan halus menjadi ciri khas ukiran Jepara.
Teknik dan proses pembuatan ukiran khas jepara yang pertama adalah pemilihan kayu Kayu jati menjadi bahan utama. Kayu jati dipilih karena kuat, awet, dan memiliki serat indah setelah itu kayu dibersihkan, dikeringkan, dan dipotong sesuai ukuran, agar bisa menghasilkan ukirang yang simetris dan indah akan di lakukan porses pengukiran ukiran dilakukan menggunakan pahat dan teknik tradisional. Motif ukiran dirancang dengan detail, barulah kita finishing dengan cara ukiran diampelas, diberi lapisan finishing, dan siap digunakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI