Mohon tunggu...
Kanisa Putri
Kanisa Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru "Zaman Now", Perangi Hoaks di Dunia Pendidikan

10 November 2017   18:07 Diperbarui: 10 November 2017   18:14 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu, Guru menjadi satu-satunya sumber ilmu. Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat maka terjadi pergeseran. Pada sistem kurikulum 2013, guru hanya sebagai fasilitator. Oleh karena itu strategi dan metode pembelajaran pun berbasis teknologi.

Banyak guru yang gaptek (gagap teknologi). Memang sih, guru yang sekarang tidak pernah hidup dalam dunia teknologi seperti sekarang ini. Karena itu guru harus bisa mengikuti perkembangan zaman dengan kecanggihan teknologi. 

Kids zaman now merupakan istilah yang sudah tidak asing di telinga remaja sekarang. Bagi yang melek teknologi tentu hal ini tidak asing lagi. Kids zaman now sungguh berbeda dengan remaja Millineal yang hidup pada tahun 80-an.

Zaman dahulu tidak ada hp atau laptop. Dulu kalau mau mencari bahan pelajaran harus cari buku ke perpustakaan, sekarang tidak lagi. Tinggal klik google dan ratusan ribu lebih referensi tersedia. Dulu orang bawa buku berat sekarang mereka hanya bawa hp, laptop atau plasdish.

Berbagai informasi yang tersedia di internet tidak selamanya benar dan baik. Ada memang konten negatif yang merusak akhlak generasi muda. Ada juga yang berisi berita Hoax alias palsu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bahaya! Kids zaman now: Pesantren terancam info Hoaks

Setiap satu hari dalam seminggu sekolah kami liburan. Para santri haus informasi. Penjara suci sungguh menjerat santri hanya bisa mendapat informasi dari guru. 

Dunia literasi lebih di minati lewat teknologi. Banyak situs-situs yang 30% di antaranya bisa memberikan informasi akurat. Peran guru meskipun sebagai fasilitator saja namun harus mampu mencerdaskan siswa agar selektif memilih informasi.

Di pesantren guru masih menjadi sumber pertama dalam belajar. Namun, saat para santri libur, mereka bisa sepuasnya berselancar di dunia maya tanpa batas. Hal ini sangat bahaya jika mereka tidak di edukasi agar pintar memilih konten positif. Ancaman film atau tayangan tidak mendidik setiap detik mengintai semua pencinta internet.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Guru vs Santri, mana yang anti hoaks?

Remaja dalam proses jati diri, setiap remaja kadang bisa penasaran ada infomasi baru yang sedang viral dibicarakan. Para santri adalah remaja berusia belasan tahun yang suka tantangan dan hal baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun