Mohon tunggu...
Kanis WK
Kanis WK Mohon Tunggu... -

Pelayan Umat di Mindiptana, dan guru keliling di Merauke.\r\nPeduli pada masalah sosial dan kesejahteraan orang kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Timika Rusuh Lagi, Segera Lakukan Ritual ‘Patah Panah’

14 Agustus 2014   20:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:33 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14079979132098558357

[caption id="attachment_319178" align="aligncenter" width="509" caption="ilustrasi: blogs.telegraph.co.uk"][/caption]

Kota Timika dan sekitarnya hari ini cukup mencekam setelah ditemukan lima warga tewas dan beberapa terluka parah akibat dipanah atau dibacok sekelompok orang. Korban luka mencapai puluhan orang sehingga harus dirawat di dua rumah sakit, yaitu RS Mitra Masyarakat dan RSUD Timika. Aktivitas warga selama dua hari ini dilaporkan lumpuh, dan sekolah-sekolah diliburkan. Sejumlah warga masih terus berjaga-jaga dengan membawa aneka jenis senjata tajam.

Kejadian ini merupakan buntut dari ditemukannya jasad Kepala Suku Dani Korea Waker pada hari Senin lalu (11/8/2014) di kawasan SP 6 Timika. Diduga kuat lima warga yang tewas itu akibat balas dendam atas terbunuhnya kepala suku Dani itu. Para pelaku hingga kini masih misterius.Semalam (13/8/2014) Polisi terpaksa menahan 10 warga beserta barang bukti berupa berbagai jenis senjata tajam karena mereka menyerang aparat keamanan. Polda Papua sudah mengirim dua pleton Brimob dari Jayapura ke Timika untuk mem-back up pemulihan situasi kamtibmas di Kota Timika.

Kalau dirunut lebih jauh, insiden ini kemungkinan besar merupakan lanjutan dari perang antar suku yang terjadi sejak 29 Januari 2014 lalu. Perang itu berlanjut terus hingga pertengahan Maret. Saat itu, banyak korban berjatuhan. Sedikitnya 18 korban tewas dari kedua suku dan 61 orang luka-luka. Puluhan rumah dan lahan perkebunan mereka dibakar dan dirusak saat pertikaian berlangsung. http://news.liputan6.com/read/2053411/perang-suku-di-timika-makin-memburuk

Kendati aparat dari Pemerintah Provinsi Papua ikut turun ke lokasi untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berseteru, namun persoalan ternyata tidak selesai. Dua bulan kemudian (Mei 2014) perang pecah lagi. http://daerah.sindonews.com/read/866250/26/perang-antar-suku-di-timika-gunung-kembali-terjadi

Upaya perdamaian kembali dilakukan melibatkan Pemprov dan DPR Papua. Tetapi 10 Juni 2014 warga salah satu kubu yang bertikai menemukan anggota sukunya bernama Et Murib sudah tak bernyawa. http://daerah.sindonews.com/read/872252/26/suku-dani-bakar-korban-tewas-bentrok-di-papua

Penegakan Hukum Tidak Efektif

Nah, dengan kejadian dua hari ini berarti jumlah korban tewas dalam perang suku di Kota Timikasudah 20-an orang dan korban luka mencapai ratusan orang. Penanganan perang antar suku di Papua melalui jalur hukum terbukti tidak efektif. Pelaku pembunuhan boleh saja dihukum tetapi tidak dengan sendirinya menghapuskan dendam dan tuntutan ‘bayar kepala’ dari anggota suku yang lain.

Cara lain yang dinilai tepat adalah melalui pendekatan budaya.April lalu mereka sudah bersepakat untuk melakukan ritual ‘patah panah’ tetapi hingga kini ritual itu belum juga dibuat. Perlu keterlibatan pihak ketiga untuk memfasilitasi upaya perdamaian sehingga perang suku ini tidak harus berlarut-larut.

Saya ingat sesumbar bapak Gubernur Papua Lukas Enembe beberapa waktu lalu, bahwa dirinya mampu menyelesaikan perang suku. Apalagi pak Lukas berasal dari wilayah pegunungan dan wakilnya pak Klemen Tinal adalah mantan Bupati Mimika, wilayah dimana terjadinya perang suku ini. Dengan ketokohan yang dimiliki, pak Lukas dan pak Klemen tentu bisa memfasilitasi ritual perdamaian dimaksud. Jangan ditunda-tunda lagi pak, lakukan sekarang juga, agar korban sia-sia tidak lagi berjatuhan. [*]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun