[caption id="attachment_315818" align="aligncenter" width="573" caption="ilustrasi penghadangan dan penembakan: fajar.co.id"][/caption]
Kapolda Papua baru saja diganti, dari Irjen Pol Tito Karnavian kepada Brigjen Pol Jojte Mende. Sertijab kedua pejabat itu dilakukan di Mabes Polri Jakarta, Rabu (16/7/2014) . Pada saat yang sama di kampung Dongobak, Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua terjadi aksi penghadangan dan penembakan. Dilaporkan, kelompok kriminal bersenjata menghadang dan menembaki iring-iringan 11 mobil jenis estrada yang mengangkut bahan makanan dari Wamena ke Mulia.
Akibat penembakan itu, 1 orang tewas (Kallo, 40 tahun),2 orang luka-lukabernama Laksamana (kritis) dan Bahar. Kelompok penyerang juga membakar 4 dari 11 mobil itu. Para korban sudah dievakuasi ke Jayapura menggunakan pesawat. Ketiganya adalah sopir mobil lajuran, istilah untuk nama kendaraan umum yang digunakan untuk mengangkut bahan pokok dan barang-barang kebutuhan lainnya dari Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, ke Mulia, Ibukota Kabupten Puncak Jaya, yang berjarak sekitar 150 kilometer.
Juru bicara Polda Papua, Kombes Pol Pujo Sulistyo menduga, aksi ini bermotif sama dengan penembakan-penembakan sebelumnya yakni hendak mengganggu dan melumpuhkan perekonomian di wilayah Puncak Jaya. Indikasinya, sasaran penembakan adalah para pedagang yang mensuplay bahan makanan ke dan dari Wamena-Puncak Jaya.Jika pengiriman makanan terhenti akan terjadi lonjakan harga.
"Upaya seperti itu, memang menjadi modus dari kelompok kriminal bersenjata. Dengan melakukan penembakan maka para pedagang merasa ketakutan untuk membawa bahan makanan ke Kota Mulia. Kemudian, angkutan lajuran dapat terhenti operasinya dalam waktu lama hingga akhirnya terjadi kenaikan harga luar biasa. Lalu kelompok tersebut menuduh pemerintah daerah setempat tidak melaksanakan pembangunan di Kabupaten Puncak Jaya, ini tujuan mereka," tegas Pudjo. http://www.fajar.co.id/nasional/3320459_5712.html
Aksi penembakan dan pembakaran tersebut telah menambah deretan panjang tindak kriminal kelompok bersenjata di Papua. Mereka ingin menutup jalur distribusi sembako ke wilayah pegunungan Papua. Pada akhirnya, masyarakat pula yang dirugikan karena pemenuhan kebutuhan pokok mereka sengaja dihambat.
Kita tidak tahu setelah insiden ini masih akan ada aksi penembakan lagi atau tidak, mengingat kelompok ini dalam beberapa bulan terakhir mendapat pasokan senjata yang diselundupkan oleh jaringan tertentu. Tiga kasus penyelundupan senjata berhasil ditangkap. Namun kita tidak tahu ada berapa kasus yang sempat lolos.
Kita hanya bisa berharap, aparat keamanan di Papua dapat bekerja maksimal untuk melindungi warga dari tindak kriminal kelompok-kelompok tersebut. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H