Mohon tunggu...
Kanis WK
Kanis WK Mohon Tunggu... -

Pelayan Umat di Mindiptana, dan guru keliling di Merauke.\r\nPeduli pada masalah sosial dan kesejahteraan orang kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Busung Lapar di Papua Barat, 95 Orang Meninggal

3 April 2013   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:48 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13649690471845525183

[caption id="attachment_236094" align="aligncenter" width="494" caption="Sumber : http://17-08-1945.blogspot.com"][/caption]

Sebuah tragedi kemanusiaan baru saja terjadi di wilayah Provinsi Papua Barat. Setidaknya 95 orang meninggal akibat busung lapar dan penyakit yang melanda beberaoa kampung di Distrik Kwor, Kabupten Tambrauw.

Sebuah situs media online nasional di Jakarta, dua hari lalu memberitakan bahwa serangan wabah telah menyebabkan masyarakat di sejumlah kampung di Distrik Krow menderita busung lapar atau kurang gizi dan gatal-gatal. Yakni di Kampung Jocjoker, Kosefo, Baddei, Sukuwes, Krisnos. Ironisnya, wabah itu sudah terjadi sejak November 2012 lalu, kematian mulai terjadi pada Februari 2013, namun Pemda setempat baru turun tangan pada 16 Maret 2013.

Seorang pekerja kemanusiaan yang juga pengurus Gereja setempat, Bovit Bofar dalam jumpa pers di Manokwari (ibu kota Prov. Papua Barat) Senin, (1/4/2013) mengatakan, sulitnya kondisi geografi dan minimnya pelayanan kesehatan di sana, ikut menambah duka keluarga para korban. Untuk menggapi wilayah ini dari Sorong harus ditempuh dengan jalan darat atau melalui laut yang memakan waktu ber jam-jam.Ditambah lagi medan Empat kampung itu jauh dan tak ada signal telekomunikasi.

"Kampung yang terkena wabah ini memang letaknya di pedalaman dan tidak ada jaringan komunikasi. Sehingga, kesulitan diakses. Kami menurunkan beberapa rekan ke sana dan melaporkan hasilnya," kata Bovit, Senin (1/4/2013) sebagaimana dirilis media online lokal Bintang Papua.

Kampung-kampung yang mengalami kematian, lanjut Bovit, di antaranya Kampung Baddei untuk orang sakit 250 orang dan meninggal 45 orang, Kampung Jokjoker orang sakit 210 dan meninggal 15 orang, Kampung Kosefo orang sakit 75 orang dan meninggal 35 orang.

Pemda dan Gereja apatis

Kepala Suku Abun, Kabupaten Tambrauw, Rafles Kombo Yewen membenarkan terjadinya kasus gizi buruk di wilayahnya. Menurutnya, para korban yang meninggal tidak dalam waktu bersamaan.

Rafles mengatakan semua itu akibat Bupati Gabriel Asem bersama dinas kesehatan yang kurang memperhatikan kesehatan warga.

Dalam hal penanganan bencana kemanusiaan, barangkali Pemda tidak menjadi pihak yang satu-satunya dapat dituding apatis. Di wilayah ini ada juga ada institusi yang cukup berakar di masyarakat, yaitu Gereja, baik gereja Katolik maupun Gereja Kristen Protestan.

Menurut data dari situs Pemda setempat, di wilayah Kabupaten Tambrauw terdapat 69 bangunan gereja, dengan 21.377 pemeluk Kristen Protestan dan 7.790 pemeluk Katolik, dan hanya 280 warga yang bergama Islam.

Kita perlu menyayangkan sikap para pemimpin gereja di wilayah ini yang terkesan apatis terhadap penderitaan yang menimpa jemaatnya. Ada tiga pimpinan organisasi gereja di sana, yaitu Pendeta Sokratez Sofyan Yoman (Ketua Persekutuan Gereja Gereja Baptis di Papua), dan Ketua Sinode Kingmi Papua (Pendeta Benny Giyai) dan Uskup Manokwari. Wakil Ketua DPRD Papua Barat Djimmy Idjie juga hanya bisa menyatakan keprihatinan melalui media, belum ada aksi nyata. Dimanakah sikap tanggap kalian?

Jika benar musibah ini mulai terjadi sejak November 2012, berarti sudah terjadi satu bulan sebelum digelarnya Kongres XVI Gereja Baptis Papua di Wamena yang dihadiri 1.500 utusan pengurus Gereja Baptis dari seluruh wilayah Papua. Dalam Kongres itu,  Pdt. Socratez Sofyan Yoman kembali terpilih menjadi Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua periode lima tahun ke depan.

Semoga peristiwa ini tidak terjadi lagi di Bumi Cendrawasih. Kita gugah kepedulian semua pihak di Papua, khususnya Papua Barat untuk sama-sama melakukan upaya darurat menyelamatkan para korban yang masih sakit terkena wabah penyakit dan juga akibat busung lapar. Pemda, DPRD, Gereja-gereja, dan lembaga-lembaga kemanusiaan yang ada di wilayah ini untuk segera melakukan aksi peduli bagi sesamanya yang sedang menderita. Semoga***

Dirangkum dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun