Mohon tunggu...
Kanis WK
Kanis WK Mohon Tunggu... -

Pelayan Umat di Mindiptana, dan guru keliling di Merauke.\r\nPeduli pada masalah sosial dan kesejahteraan orang kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bisnis Minta Suaka Segera Wassalam di Tangan Pemimpin Baru Asutralia

19 September 2013   16:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:40 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13795822382115281047

[caption id="attachment_267370" align="aligncenter" width="398" caption="PM Asutralia yang baru, Tonny Abbott (Foto: viva.co.id)"][/caption]

Hari Rabu, 18 September 2013 Australia memiliki Perdana Menteri (PM) baru Tony Abbott menggantikan Julia Gillard, dan sekali gus mengakhiri enam tahun kekuasaan Parti Buruh di negara itu. Abbott mencatat kemenangan mudah dalam Pemilu 14 September lalu.

Kemenangan Abbott tak lepas dari gencarnya kampanye anti penyelundupan manusia ke Australia yang datang dengan berbagai modus untuk meminta suaka politik. Abbott telah membaca secara jeli keresahan warganya akibat pendatang ilegal yang sudah berlangsung selama 10 tahun belakangan ini.

Salah satunya adalah keresahan warga Australia yang sempat ramai diangkat di media akibat tindak pidana pemerkosaan berulang yang dilakukan peminta suaka asal Papua, Alfons Pirimapun. Kriminal kambuhan ini diselundupkan oleh kelompok Herman Wainggai pada 2006 yang lalu bersama 42 warga Papua lainnya.

Kita mengirim pesan penting kepada para penyelundup manusia bahwa mulai hari ini, model bisnis seperti itu bakal segera wassalam,” tegas Abbott. http://jagat.kini.co/2013/09/19/04/45/19/1395/pm-australia-pecat-tiga-pejabat-di-hari-pertama-kerja.html

Langkah Abbott itu tentu saja melegakan warga Australia. Karena menurut data dari Departemen Imigrasi Australia, dalam tiga tahun terakhir saja ada 40 ribu lebih pencari suaka yang masuk secara ilegal ke Australia dengan perahu. Sebagian di antaranya masuk melalui Indonesia. Tahun 2010 mencapai 134 perahu yang mengangkut 6.535 penumpang. Tahun berikutnya 4.565 orang yang masuk dengan 69 perahu. Namun tahun 2012 angkanya meningkat empat kali lipat menjadi278 perahu dengan 17.202 penumpang. Dan Tahun ini hingga Juli 2013 sudah ada 218 perahu dengan 15.182 penumpang. (Data dari Departemen Imigrasi Australia; jumlah penumpang tidak termasuk awak kapal). http://www.batasnegeri.com/perjalanan-menuju-mimpi-di-australia/

Tepat sesuai janjinya selama masa kampanye, Tony Abbott di hari pertama pemerintahannya langsung memecat mantan Kepala Departemen Imigrasi Andrew Metcalfe, walau Andrew Metcalfe telah berpindah jabatannya sebagai Kepala Departemen Pertanian. Diduga, dibawah Metcalfe Australia terlalu “lembek” menegakkan kedaulatan wilayah perbatasan sehingga ribuan pengungsi dan pendatang lolos dengan perahu ke negara Kangguru itu.

Dan dibawah Mercalfe pula, pihak Imigrasi Australia begitu mudah memberikan visa kepada terpidana Alfons Pirimapun, padahal semestinya Alfons sudah dideportasi ke Indonesia akibat perbuatan amoralnya itu.

PM Tony Abbott juga akan mengembalikan kebijakan Perlindungan Visa Sementara (TPV) yang pernah diterapkan dijaman pemerintahan Howard bagi pencari suaka yang tiba dengan perahu.Abbott segera memulai aksi Operasi Kedaulatan Perbatasan yang terkait dengan kebijakan terhadap pencari suaka.

Pencari suaka mulai resah

Dengan adanya kebijakan baru Tony Abbott, para pendatang di Australia yang mengantongi visa sementara tentu mulai was-was. Mulai Juli lalu, Pemerintah Australia sudah menerapkan kebijakan lebih ketat terhadap para pencari suaka.

Dalam kebijakan yang ditandatangani 19 Juli 2013 itu, pencari suaka yang datang dengan perahu ke Australia akan dikirim ke Papua Nugini untuk di proses status pengungsinya. Mereka akan tinggal di Paupa Nugini, bukan di Australia. Namun di bawah Tonny Abbott, para pengungsi itu akan dipulangkan kembali langsung melalui Indonesia.

Saat ini ada sejumlah aktivis Papua merdeka yang “rajin” menyelundupkan orang Papua ke Australia. Organisasi seperti WPNCL (West Papua National Coalition for Liberation) misalnya sudah tak terbilang menjalankan “bisnis” haram ini untuk kepentingan politik mereka. Namun kini, mereka mungkin akan berpikir dua kali, lantaran Pemerintah Australia yang baru saat ini tak ada kata kompromi untuk urusan penyelundupan manusia.

Mungkin mereka harus segera siap-siap angkat kaki dari Australia dan pulang kampung untuk membangun Papua bersama saudara-saudara mereka di sini. Karena kata pepatah “Daripada Hujan Emas Di Negeri Orang, Lebih Baik Hujan Batu Di Negeri Sendiri”. Seenak apapun hidup di negeri orang, lebih enak hidup di negeri sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun