Membicarakan persoalan uang selalu menjadi hal yang menarik. Uang menjadi roda utama dalam menjalankan kehidupan perekonomian. Baik dari negara berkembang hingga negara maju memiliki kepentingan dalam hal uang dan keuangan. Peredaran uang tersebut memiliki sirkulasi yang diatur melalui penerapan sistem moneter. Singkatnya sistem moneter merupakan sistem yang mengatur peredaran uang yang berputar di masyarakat untuk kelancaran kegiatan perdagangan.
Tujuan dari sistem moneter itu sendiri untuk menjaga keseimbangan jumlah uang yang beredar dan jumlah barang serta jasa yang diproduksi. Awalnya standar sistem moneter internasional menggunakan standar emas sebagai acuan dalam melakukan transaksi. Hingga pada perang dunia II yang menjadi awal bagi salah satu negara untuk semakin kuat dengan mata uangnya, yakni Amerika Serikat dengan dollarnya.
Awal Mula Dollar Amerika Dijadikan Sebagai Acuan Nilai Tukar
Dollar Amerika menjadi acuan nilai tukar di seluruh dunia. USD juga menjadi mata uang terkuat saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh kejayaan Amerika Serikat di masa lampau. Keberhasilan dalam melakukan ekspansi, kemakmuran yang diperoleh melalui revolusi industri, pertumbuhan ekonomi setelah perang dunia kedua, dan keberhasilannya mengalahkan pound sterling (Mata uang Inggris) pada masa itu menjadi faktor utama yang menjadikan dollar Amerika sebagai 'kiblat' perekonomian.
Keberhasilan dalam ekspansi memungkinkan Amerika Serikat untuk menguasai cadangan sumber daya alam. Emas adalah salah satunya. Selain itu perluasan ekspansi laut yang dilakukan Amerika juga menjadi faktor penting yang dimanfaatkan sebagai transportasi dalam proses perdagangan.
Dengan wilayah Amerika yang luas membuat para pelaku perdagangan meningkatkan inovasinya untuk memudahkan proses perdagangan di benua Amerika. Akhirnya muncullah revolusi industri melalui perkembangan teknologi. Salah satu kemajuan teknologi yang paling berpengaruh ialah industri lokomotif yang memudahkan proses distribusi barang.
Perang dunia kedua juga memberikan banyak keuntungan dari sisi ekonomi Amerika. Dengan perang dunia kedua banyak pesanan kebutuhan militer dan tempur dari negara yang sedang berperang. Banyaknya permintaan mengenai kebutuhan militer untuk perang tersebut memudahkan Amerika dalam mencapai kesejahteraan ekonomi. Pada masa itupun pengangguran menurun drastis yang dapat dilihat melalui peningkatan product domestic bruto (PDB) yang meningkat pula.
Keberhasilan Amerika mengalahkan pound sterling juga menjadi faktor utama USD menjadi mata uang terkuat sekaligus acuan dalam nilai tukarnya. Akibat dari perang dunia kedua Amerika berhasil mengumpulkan emas di seluruh dunia dikarenakan kebijakan politik Gold Reserve Act tahun 1934 yang melarang kepemilikan dan memperjualbelikan emas untuk warga dan bank sentral.Â
Diikuti dengan kebijakan politik Bretton Woods Agreement tahun 1994 yang menerapkan standar nilai tukar emas yang menerapkan sistem moneter internasionalnya berbasis dollar AS. Perjanjian tersebut juga menyebabkan dollar menjadi satu-satunya mata uang yang di-back up oleh cadangan emas.
Puncaknya ketika perjanjian Bretton Woods Agreement dicabut oleh Presiden Nixon tentang keterikatan standar emas terhadap dollar AS yang membuat Amerika dapat mencetak uang tanpa terikat dengan cadangan emas. Selain itu terdapat pula faktor lain seperti faktor perubahan digital yang sebagian besar dikuasai oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Dapat diketahui bahwa kekuatan dollar Amerika menjadi sangat berpengaruh dikarenakan kejayaan di masa lalu.
Namun kenyataannya di dunia yang terus berkembang, muncul pula negara-negara kuat lain yang memiliki ambisi serupa untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar Amerika tersebut. Kemudian mungkinkah dollar AS tergeser?