Dari kecil saya bercita-cita untuk jadi seorang penulis. Saat anak lain bercita-cita jadi dokter, jadi pilot, jadi guru, saya justru ingin jadi penulis dan punya buku karya sendiri. Cita-cita yang cukup jarang untuk anak seusia saya saat itu.Â
Hal tersebut terjadi karena ayah saya senang membelikan buku cerita anak karya Enid Blyton. Seperti tersihir, dari sanalah saya mulai jatuh cinta pada membaca.
Semakin dewasa, bacaan saya pun mulai berubah. Dari buku dan majalah anak, beralih langsung ke novel dewasa genre mystery crime karya Agatha Christie. Entah kenapa saya kurang suka novel-novel teenlit cinta-cintaan ala remaja, padahal saat itu saya masih duduk di bangku SMP.
Kekaguman saya akan karya Agatha Christie terus berlanjut hingga kini. Membaca karyanya saja serasa tak cukup. Maka mulailah saya membaca biografi beliau dan semakin jatuh cintalah saya dengan kegiatan tulis menulis setelah termotivasi dari sosok Agatha Christie.
Meskipun saat ini saya sudah mendapat gelar sebagai Nutritionist tapi kecintaan saya pada dunia tulis menulis masih sama, saya sangat ingin punya buku karya saya sendiri (Sekarang lagi merintis dan mulai pilih-pilih penerbit yang bakal saya sodorin draft, hehe doa'in ya).Â
Saya utarakan cita-cita tersebut pada orang-orang terdekat. Tapi mereka bilang "Buat apa? Paling juga ga diterima" atau "Kalo laku ya jadi kaya, kalo ngga laku paling disimpen digudang toko" dan komen-komen lain yang mengecilkan hati. Tapi saya masih mau memperjuangkan cita-cita saya ini.
Saya jadi penulis bukan untuk nama populer atau royalti yang banyak dari penjualan buku saya. Saya menulis karna saya senang melakukannya dan pasti bangga kalo ide saya bisa dibukukan apalagi bisa dinikmati oranglain. Urusan bayaran anggap aja bonus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H