Latar Belakang Kegiatan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS, 2023), produksi kunyit di Jawa Timur  mengalami peningkatan sebesar 23,84% pada tahun 2022 dibandingkan total produksi tahun 2021. Tingginya produksi kunyit di Indonesia berbanding lurus dengan permintaan ekspor yang tinggi dari berbagai negara. Salah satu produsen kunyit di Indonesia berasal wilayah Kabupaten Ponorogo, yaitu DSA Ponorogo. Namun, pemanfaatan komoditas kunyit dianggap belum maksimal karena terdapat bagian dari tanaman kunyit yang tidak sesuai dengan standar ekspor, yaitu rimpang kunyit. Rimpang kunyit merupakan cabang dari bagian empu yang berukuran lebih kecil daripada kunyit grade super, sehingga tidak dapat diekspor ke luar negri. Oleh sebab itu, DSA Ponorogo yang bekerjasama dengan Tim MBKM Matching Fund untuk membuat produk olahan berupa minyak kunyit yang dibuat dengan metode Microwave Hydrodistillation. Beberapa kelebihan dari penggunaan metode ini yaitu waktu pengerjaan yang cepat dan efisien, mampu mencapai yield yang tinggi dalam waktu singkat, dan dapat menghemat biaya operasional. Dengan program ini, diharapkan produktivitas dan nilai tambah pada kunyit sebagai bahan untuk ekspor oleh DSA Ponorogo berupa minyak kunyit semakin meningkat.Â
Tujuan Kegiatan
Tujuan pelaksanaan program ini yaitu meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dari kunyit sebagai bentuk transformasi ekonomi inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Ponorogo dengan analisis dan produksi minyak kunyit dengan menggunakan metode Microwave Hydrodistillation (MHD). Program ini juga dilakukan untuk memecahkan masalah yang dialami mitra melalui inovasi dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat.Â
Output Kegiatan
Pada program ini mahasiswa berhasil merancang solusi inovatif, melibatkan diri dalam pengembangan masyarakat, dan mengembangkan profesionalisme dalam konteks pengembangan produk minyak kunyit. Proses tersebut melibatkan observasi di mitra, FGD yang berperan dalam mengidentifikasi masalah serta merencanakan solusi terbaik, pembuatan desain inovatif produk, pengembangan alat produksi, dan implementasi praktik profesionalisme. Tahap awal dalam program ini yaitu identifikasi masalah yang dilakukan dengan observasi dan kunjungan ke mitra yang melibatkan tim MBKM Matching Fund yang terdiri dari pihak dosen, supervisor, dan mahasiswa di DSA Ponorogo, Desa Broto, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Selanjutnya hasil dari proses ini rancangan penerapan inovasi  pembuatan minyak kunyit dengan metode MHD menggunakan rimpang kunyit segar. Berikutnya yaitu tahap sosialisasi penggunaan alat kepada pihak mitra dan proses produksi minyak kunyit.
Selain berupa inovasi produk minyak kunyit, bentuk profesionalisme tim MBKM Matching Fund diwujudkan dengan pemberian fasilitas berupa mesin dan alat untuk pengembangan produk berupa mesin pencuci kunyit dan seperangkat alat distilasi skala pilot. Bersama dengan hal tersebut, tim MBKM Matching Fund mendirikan laboratorium lapang yang akan mendukung keberlanjutan proses produksi maupun penelitian kedepannya. Diharapkan fasilitas ini dapat bermanfaat baik bagi mitra, masyarakat sekitar, maupun peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait produksi minyak kunyit. Keberhasilan ini diharapkan memberi dampak positif bagi mitra dan masyarakat, serta memperoleh pengetahuan praktis dan keterampilan yang relevan dengan mata kuliah yang diambil. Diharapkan kedepannya juga dapat diterapkan metode lain yang dengan hasil yang lebih optimal dalam berbagai aspek (05/06/2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H