Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membujuk Mentari Agar Tersenyum

10 September 2023   15:39 Diperbarui: 10 September 2023   15:41 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:dokumen pribadi.lintas alam.

Sejenak tengadah, menerawang mentari yang kian hari kurang bersahabat
Saat terbaik mengejarnya pada pagi buta
di bebukitan atau bentang alam yang kadang dibuat lancang oleh korporasi
Food estate yang menawarkan menanam persahabatan dan kesejahteraan
nyatanya menjadi bagian biang keladi pemiskinan dan polutan

Tak ada lagi senyum meneduhkan seperti dahulu kala dalam cerita luhur para leluhur
Tersisa wajah-wajah bopeng disayat industrialisasi
konon pada mulanya berkoar-koar untuk perbaikan
Lambat laun matanya tertutup asap keserakahan
Seolah-olah datang sebagai juru selamat
yang kemudian memaksa dunia prematur kiamat

Tiga abad lamanya ia telah merintih
tetiba lirih para bandit memelas;
mari kurangi emisi meminimalisir efek rumah kaca, katanya
Tap mereka lupa berkaca pada cermin yang diretakkannya
Kepala mereka membatu, kulit mereka mengeras dengan wajah bermuka ganda

Arkian mereka memelas pinta pada Tuhan
tanpa malu-malu ingin sinar yang menyejukkan untuk merias kembali muka culas
Lantas matahari mengejek mereka;
ini rasakan kilauku
menyengat
menyayat

Lombok Tengah, 100923

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun