Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngurisan, Tak Sekadar Ritual

9 Agustus 2023   05:37 Diperbarui: 9 Agustus 2023   05:44 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dokumen pribadi

Mengulik makna simbol Ngurisan di Lombok

Bagi masyarakat Lombok, prosesi ngurisan sudah sangat familier. Meski berbeda penyebutan di beberapa tempat, namun prosesinya sama.

Hanya sedikit orang yang mau menyelami substansinya sehingga dianggap ritual semata. Menelaah substansinya tentu dari perspektif islam.

Pendekatan syari'at harus diutamakan dari pendekatan adat. Adapun 'ngurisan' dalam sudut pandang islam tidak bisa tidak, harus dikorelasikan dengan 'aqiqah'. Sehingga dapat menyatukannya sebagai sebuah istilah maupun prosesi.

Terbatasnya literatur yang membahas ngurisan di Lombok mengharuskan saya mengalegorikan sesuai dengan sudut pandang pribadi. Memaknai simbol-simbol yang menyertai prosesinya.

Sebelum prosesi dimulai biasanya disiapkan beras kuning perlambang kemakmuran. Uang logam perlambang harta benda, dan bunga rampai perlambang indah dan harumnya budi pekerti. Air  perlambang kehidupan. Gunting memotong potensi setiap helai mara bahaya bagi anak kelak di kemudian hari.

Jika dicermati, prosesinya adalah serangkaian doa-doa dan harapan dalam rangka mendidik anak agar dekat dengan Allah dan RasulNya.

Mulai dari pendidikan dalam rahim. Menyuplai jabang bayi dengan nutrisi halal dan thayib. Memperdengarkan ayat-ayat alqur'an.

Setelah lahir dimulai pendidikan yang kedua adalah mengazankan telinga sebelah kanan dan mengiqamahkan telinga sebelah kiri.

Dilanjutkan dengan pendidikan yang ketiga yakni; ngurisan dan ataupun aqiqah. Prosesi ini bisa dikatakan pemantapan ikrar anak terhadap Allah dan RasulNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun