Indonesia sebuah negara yang memiliki kekayaan alam tetapi miskin dengan Sumber daya manusia (SDM) ditengah Sumber daya alam yang melimpah. Semua pejabat saling sikut dari atas hingga bawah seolah tidak ingin kalah. Mereka semua meneriakan haknya sendiri tanpa memikirkan hak orang lain. Nasionalis bangsa ini juga harus dipertanyakan, apakah negara ini masih bisa dipertahankan atau lebih baik bubar.
Penduduk yang sedemikian banyak sudah seharusnya bisa mendewasakan diri, bukannya saling menyalahkan dan menjatuhkan satu sama lain. Kelakuan Elit Politik Indonesia juga tidak kalah hebatnya dengan preman, mereka bagaikan dialam rimba seolah mereka merupakan bagian yang kuat dan yang lain merupakan yang lemah. Jika begini terus menurut aku Indonesia akan hancur. Begitu juga petinggi dinegeri ini seperti Presiden dan Gubernurnya. Sudah seharusnya Presiden itu membimbing dan memberikan saran kepada bawahannya seperti gubernur hingga wakilnya, bukan menjatuhkan atau mengkritik yang negatif. Jika dilihat uang memang berharga dan bernilai tapi tidak semuanya dinilai dengan uang. Kadang tidak semuanya yang bisa dibeli dengan uang seperti tubuh dan harga diri. Entah ini jaman yang bagaimana bukan hanya di indonesia saja tetapi seluruh penduduk dunia akhir-akhir ini terlihat seperti hidup dijaman jahiliyah. Mereka menghalalkan segala cara untuk membeli semuanya bahkan wanita, harga diri dan kehormatan juga bisa diperjualbelikan dinegeri ini. Sebagai contoh saja dibidang Ekonomi negara ini selalu dijajah oleh Asing dan terjadi pembiaran oleh pemerintah. Negeri ini kedepan terlihat sudah lelah dengan mengguritanya penjajahan bukan hanya asing bahkan sesama warga sendiri saja kita dijajah. Dari kebijakan yang dibuat oleh Pusat, organisasi dan oknum tertentu menghalalkan segala cara dengan uang.
Akibat Mafia Otomotif Helmy Dilarang Intelejen Ciptakan Mobil Berbahan Bakar Angin
Padahal itu merupakan karya bangsa ini sudah seharusnya didukung dan diperlihatkan kepada masyarakat, bukan ditutupin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H