Saya menilai, begitu berat perjuangan mereka selama bertahun-tahun, bahkan mungkin belasan tahun untuk berjuang mendapatkan status sebagai pegawai negeri sipil.Â
Sebenarnya pemerintah memang memberikan dua pilihan yaitu diangkat sebagai PNS dengan segala persyaratan yang harus dipenuhi atau diangkat sebagai pegawai negara non-pns, perbedaan mendasarnya hanyalah dari segi pension. Pegawai negara non-PNS biasanya mendapatkan gaji yang lebih baik dengan tunjangan yang sama, namun ketika memasuki masa pension mereka tidak mendapatkan tunjangan pensiun.Â
Sebenarnya ini yang menjadi permasalahan para pegawai honorer dengan perjuangan mereka untuk mendapatkan status PNS tersebut. Diakhir pertemuan, seorang staf bercerita kepada saya, sepertinya memang perlu sosialisasi lagi mengenai pilihan pengangkatan seorang pegawai honorer di pemeritahan daerah, karena tidak harus menjadi PNS, karena pegawai pemerintah non-PNS pun juga mendapatkan gaji yang lebih besar dan tunjangan yang sama.Â
Saya pun menjawab, tapi perjuangan mereka untuk mendapatkan status PNS harus dihargai, karena selama ini mereka berharap penuh diakui statusnya sebagai PNS, dan tentu berbeda dengan kita yang masih muda (dah setengah tua kali yah, tapi masuklah ke generasi awal mille..hehehe) banyak pilihan pekerjaan tanpa harus mementingkan status, apakah honor, pns, freelance yang terpenting bisa menghasilkan. Karena mereka status adalah yang utama (mungkin bisa kita bilang "demi status").
Saya pun membayangkan anak-anak yang lahir di tahun 80-an seperti saya, ketika itu hanya dihadapkan dengan sedikit pilihan profesi, kalau tidak menjadi tentara, yah jadi polisi (maklum akibat rezim yang militeristik kala itu), yah jadi PNS.Â
Teman-teman dari keluarga kaya mungkin lebih banyak pilihan lagi, kalau tidak jadi dokter, yah jadi tukang insinyur. Bahkan dulu ada teman SMP saya yang bercita-cita menjadi preman hahaha.Â
Zaman kian berubah jauh, anak-anak saat ini memiliki perjuangannya sendiri dan lebih bebas memilih perjuangannya untuk mewarnai kehidupannya, apakah demi status atau demi konten.
Gd. Nusantara I, jam 18:40.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H