Mohon tunggu...
Yasin Yusuf
Yasin Yusuf Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis Buku "Sirkuit Pintar, melejitkan kemampuan matematika dan bahasa inggris dengan metode ular tangga".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dicari Sinetron Tidak Pakai “Pelukan”

17 Februari 2012   17:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:31 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dulu, sewaktu aku masih duduk dikelas SD (15 tahun yang lalu), acara televisi jelas bisa dibedakan mana yang buat anak kecil dan mana yang buat orang dewasa. Konten dewasa biasanya dilayar televisi tertuliskan 17+ yang artinya jelas untuk orang dewasa. Walaupun konten dewasa, tetap saja dibatasi. Misalnya, ketika ada adegan berpelukan atau cium “pipi” sesama lawan jenis maka dipotong oleh iklan. Namun sekarang, tidak jelas mana yang untuk dewasa dan mana yang untuk anak-anak. Sehingga tidak heran jika anak-anak TK jaman sekarang sudah bertanya “Ma, apa itu seks?”.

Adegan pelukan menjadi “bahan pokok” di setiap sinetron. Dari sinetron untuk anak-anak apalagi dewasa. Seakan-akan adegan ini menjadi sudah “lazim” di masyarakat kita. Padahal jelas tidak sesuai dengan norma dan jati diri bangsa ini. Demi uang, moral bangsa ini dihancurkan.

Pendidikan di sekolah tak akan mampu membendung dahsyatnya pengaruh negatif sinetron. Waktu di rumah jauh lebih banyak dibandingkan dengan waktu di sekolah. Walaupun begitu, para guru tetap berjuang memperbaiki karakter generasi muda. Namun, usahanya ini akan sia-sia jika tidak didukung oleh semua elemen masyarakat khususnya dunia perfilman. Sinetron memang asyik ditonton, namun alangkah lebih asyiknya jika turut menjaga masadepan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun