Jengkol dan petai
Jengkol dan petai masih berada dalam satu keluarga yaitu dalam kelas Magnoliopsida. Jengkol (Archidendron pauciflorum) dan petai (Parkia speciosa) memiliki ciri yang sama yaitu meninggalkan aroma yang khas ketika dimakan.
Kecuali buah loa dan tongtolang, selain dikonsumsi sebagai lalab (lalapan) semua buah sayur di atas bisa diolah menjadi aneka masakan lezat. Â
Bagaimana rasa dari buah-buah sayur ini ketika dikonsumsi sebagai lalab (lalapan)? Diantara semuanya tomat dan mentimun yang mempunyai rasa yang enak saat dimakan. Tomat muda misalnya, rasanya kecut tapi memberi sensasi segar ketika dimakan. Sementara yang lainnya secara rasa tidak ada yang enak. Paling banter rasanya hambar seperti buah loa.Â
Pada terong ada sedikit rasa peuheur (getir), bahkan ada yang betul-betul getir (peuheur pisan).Yang ini biasa disebut "terong peuheur". Jangan salah, meskipun rasanya sangat getir, banyak orang yang menyukainya terutama dari kalangan orang tempo dulu yang sudah berusia senja.Â
Saya termasuk penggemar jenis terong peuheur ini. Peuheur (getir) juga menjadi rasa yang khas dari takokak, jengkol dan petai. Sementara itu tongtolang rasanya kesed (seperti rasa salak muda).
Sayuran yang rasanya pahit dan buah sayur yang rasanya kesed dan peuheur (getir) adalah bagian dari kehidupan masyarakat Sunda.
Kalau rasanya tidak enak, kenapa disukai?
Kemir (tomat muda) biasanya dipetik ketika usia tanamannya sudah maksimal sehingga buahnya tidak diharapkan matang maksimal. Nah daripada terbuang percuma lebih baik dimanfaatkan sebagai lalapan atau bahan bumbu masak. Terong (kecuali terong besar) dan leunca bukanlah tanaman penting dalam kelompok palawija. Ia hanyalah tanaman pelengkap di areal palawija. Kadang-kadang tumbuh dengan sendirinya tanpa sengaja ditanam.Â
Apabila ditemukan anakan tanaman-tanaman ini daripada dibuang, ditempatkanlah sebagai pengisi bagian lahan yang tidak tertanami tanaman pokok. Hasilnya bisa dimakan antara lain sebagai lalapan, bahkan bisa dujual sebagai komoditi yang bernilai ekonomi lumayan. Takokak bahkan tidak pernah ada ceritanya orang menanam dan merawat takokak. Jika sudah terlanjur ada dibiarkan saja tumbuh dan berbuah, toh buahnya nanti bisa untuk lalapan.Â
Demikian juga dengan buah loa dan tongtolang. Buah lola sebagian besar terlanjur matang di pohon dan terbuang, meski saat ini ada yang menjual buah loa secara online dengan klaim "buah yang masih satu keluarga dengan buah tin". Sebagian orang memetik yang masih muda untuk jadi coel sambel (lalapan). Tongtolang harus dipetik untuk tujuan yang lebih besar yaitu membuat buah yang tersisa bisa tumbuh maksimal. Daripada terbuang, jadilan tongtolang sebagai lalapan.