Bagi orang Jawa, pisang dan gedang itu buah yang sama. Tapi tidak bagi orang Sunda, pisang itu berbeda dengan gedang.
Kalau orang Jawa menyebut "gêdang", maka yang dimaksud adalah buah pisang dalam bahasa Indonesia. Tapi "gêdang" yang disebut oleh orang Sunda, itu menunjuk kepada buah pepaya dalam bahasa Indonesia.
Singkatnya, "gêdang" adalah kata dalam bahasa Jawa untuk buah pisang. Sedangkan "gêdang" dalam basa Sunda adalah buah pepaya. Untuk buah pepaya, orang Jawa menyebutnya dengan "katès." Sementara pisang dalam bahasa Sunda adalah "cau."
Jadi kalau orang Jawa datang ke daerah Sunda membawa "gêdang", sampai di tempat tujuan berubah menjadi "cau". Sebaliknya kalau orang Sunda membawa "gêdang" ke daerah Jawa, akan berubah menjadi "katès."
Baca juga: Perkembangan Kosakata Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah
Pusing ya pembaca? Tapi gak usah terlalu dipikirin, ini cuma cerita ringan aja kok. Cerita tentang keunikan bahasa daerah sebagai bagian dari keindahan budaya Nusantara.
Yang unik, kata pisang dalam terminologi umum (biar keren sedikit) masyarakat Sunda, khususnya para penutur tradisional basa Sunda tidak selalu identik dengan buah pisang dalam bahasa Indonesia. Kok bisa?
Namun penggunaan kata pisang dalam percakapan orang Sunda, bukan menunjuk kepada nama buah dalam bahasa Indonesia. Kalau anda mengenal penganan berbahan dasar pisang, digoreng terbungkus tepung terigu, maka kita akan menyebutnya sebagai pisang goreng.
Nah orang Sunda menyebut pisang goreng, hanya dengan kata pisang. Jadi pisang menurut orang Sunda adalah cau yang digoreng. Sampai di sini tampak bahwa pisang identik dengan cau.
Baca juga: Pentingnya Leksikografi Dalam Pelestarian Bahasa daerah