Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Kudapan dengan Akronim Khas Jawa Barat

18 April 2020   08:47 Diperbarui: 18 April 2020   09:16 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda kenal comro ? Bagi orang Jawa Barat atau setidaknya pernah tinggal di daerah Jawa Barat pasti sangat familier dengan salah satu kudapan tradisional khas Jawa Barat ini.

Comro adalah kudapan dengan bahan dasar singkong. Singkong mentah diparut halus, tambahkan isian berbahan dasar oncom plus kemangi. Pipihkan berbentuk bulat atau agak lonjong. Itulah comro yang paling sederhana. Kalo mau lebih enak bahan dasar parutan singkong dicampur parutan kelapa. Rasa pedas adalah rasa dari cabe rawit pada isian berbahan dasar oncom. 

Rasa juga tergantung bumbu pada isian oncom itu. Karena isian kudapan ini berbahan dasar oncom, maka jadilah kudapan ini punya nama comro yang merupakan akronim dari “oncom di jero”, bahasa Sunda yang berarti oncom di dalam. Oncom sendiri merupakan makanan sejenis tempe yang hanya ada di Jawa Barat khususnya kawasan Bandung Raya sehingga dikenal dengan sebutan oncom bandung. Berbeda dengan tempe yang berbahan baku kedelai, oncom terbuat dari kacang tanah.

Comro, hanya satu dari puluhan nama kudapan khas Jawa Barat yang berupa akronim. Yang paling dekat dengan comro adalah “misro”, akronim dari “amis di jero”. Amis adalah kata dalam bahasa sunda yang berarti manis., misro juga berbahan dasar sama seperti comro yaitu singkong parut. Berbeda dengan comro yang isiannya berbahan dasar oncom, misro isiannya gula beureum (gula aren atau gula kelapa). Karena itulah comro dam misro dianggap “bersaudara”, dimana ada comro disitu ada misro. Untuk membedakan keduanya, biasanya comro dibuat pipih bulat, sedangkan misro berbentuk lonjong.

Yang namanya mirip dengan comro dan misro adalah sukro. Akronim dari “suuk di jero” yang berarti kacang di dalam. Salah satu merek terkenal dari produsen olahan kacang menuliskan nama di label kemasannya “kacang sukro”. Sukro sejatinya bukanlah kudapan khas Jawa Barat, melainkan hanya merupakan nama lain dari “kacang sianghay”, semacam kacang atom.

Cireng, cilok dan cimol, akronim dari “aci digoreng”, “aci dicolok” dan “aci digemol”. Aci adalah kata bahasa Sunda yang berarti tepung. Setidaknya ada dua jenis aci dalam bahasa Sunda, yaitu aci sampeu (tepung tapioka) dan aci kawung (tepung aren). Cireng, cilok dan cimol semuanya berbahan dasar aci sampeu (tepung tapioka). Sampeu sendiri adalah bahasa sunda untuk singkong.

Ada lagi “ciu". Maaf ini bukan sejenis “minuman keras”, ini kudapan dari aci sampeu, akronim dari “aci cau”. Cau adalah bahasa Sunda untuk pisang. Ciu terbuat dari aci sampeu plus terigu yang dicampur dengan pisang yang dihaluskan, dibungkus daun pisang kemudian dikukus. Di Jawa Barat ciu umumnya jadi pelengkap dari pedagang bajigur, minuman hangat. Memang padanan yang pas, minum bajigur ditemeni ciu.

Peucang, adalah bahasa Sunda untuk kancil. Tapi yang ini bukan kancil, tapi kudapan yang merupakan akronim dari “sampeu kacang”. Ya peucang dibuat dari parutan singkong dan kacang merah, dibungkus daun pisang dan dikukus.

Banyak sekali kudapan tradisional Jawa Barat yang berbasis sampeu (singkong) dan aci sampeu (tepung tapioka). Kultur agraris di sebagian besar wilayah Jawa Barat, dan “kesederhanaan” pola hidup, mungkin menjadi alasan masyarakat Sunda begitu akrab dengan sampeu (singkong).

Kudapan lain khas Jawa Barat dengan nama akronim bisa saya sebutkan disini antara lain “gehu”, akronim dari “toge tahu”. Di tempat lain gehu dikenal sebagai “tahu isi". Sedangkan batagor adalah akronim dari “baso tahu goreng”.

Ada lagi “martel”, akronim dari “martabak telor”. Martel bukan seperti martabak telor atau martabak asin yang kita kenal. Martel termasuk jajanan anak-anak yang sebetulnya hanya berupa telor dadar yang pake tepung terigu (tentu saja karena harganya sangat murah, tepung terigunya jauh lebih banyak dari telornya). Ukuranya sangat kecil, malah sedikit lebih kecil dari comro.

Masih bsnyak lagi nama kudapan khas Jawa Barat yang awalnya hanya akronim kemudian menjadi populer dan baku.

Itulah sekelumit tentang makanan khas Jawa Barat sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun