Ini adalah tulisan serial pengalaman saya  tinggal di Amerika, tepatnya di University of California Santa Barbara, (UCSB) California, USA, sebagai Visiting Research Scholar di Orfalea Center of Global and International Studies. Kesulitan ke-2 hidup di negara non-muslim adalah melaksanakan shalat tepat waktu dan berjamaah di masjid. Penentuan jadwal waktu shalat di USA tidak bisa merujuk ke negara asal seperti ke Indonesia. Letak geografisnya berbeda. Di sini kita akan kesulitan untuk bisa mendengar azan waktu datangnya shalat, apalagi azan yang riuh seperti di Indonesia. Jadi kita tidak tahu dengan tepat kapan waktu shalat tiba. Awalnya pas saya datang ke Santa Barbara CA, USA saya shalat mengikuti jadwal di Indonesia, Shubuh : +- 04.00, Dhuhur : +- 12.00, Ashar : +- 3.30 sore, Magrib +- 6 sore, dan Isya : +-7 sore. Ternyata pada saat winter seperti sekarang ini, waktu siang di California lebih pendek dibandingkan waktu malam yaitu sekitar 10 jam. Alhasil waktu shalat juga bergeser. Akhirnya saya googling untuk menemukan waktu shalat lokal Santa Barbara. Saya menemukan jadwal shalat dari websitehttp://www.islamsb.org/about-us/. Anda bisa lihat jadwalnya di foto di bagian bawah. Terasa aneh juga mengikuti jadwal shalat yang berbeda. Shalat subuh jam 6 pagi. Kalau di Bandung matahari terbit jam 6, di sini jam 7.30. Sedang shalat Duhur dan Ashar waktunya hampir sama dengan di Indonesia. Untuk shalat magrib waktu lebih cepat satu jam yaitu jam 5 sore. Di Santa Barbara jam 5 sore sudah gelap, matahari sudah terbenam. Jadi kalau saya terlena dengan aktivitas di kampus lalu lihat jam ternyata sudah jam 6 sore saya harus cepat-cepat shalat magrib karena setengah jam lagi sudah masuk waktu Isya. Selain waktu shalat, tempat shalat juga susah ditemukan. Masjid adalah tempat yang mewah di Amerika. Di Santa Barbara masjid hanya ada satu, dikelola olehIslamicSociety SantaBarbara, dengan pemimpinnya imam Yama Niazi. Untuk shalat 5 waktu mereka menggunakan kantor di 650 Ward Dr, Goleta, CA 93111 yang didesain sebagai masjid. Dari luar tidak tampak seperti masjid, tapi ketika masuk terasa aura masjidnya. Saya dapat kesempatan shalat tadi sore untuk shalat magrib di masjid ini, diantar teman mahasiswa S3 UCSB dari Turki Ahmad Farouq. Adapun untuk shalat Jum'at yang butuh ruang lebih luas lokasi masjid terletak di Goleta Valley Community Center. Setiap shalat Jum'at jemaah bisa mencapai 80 orang. Kebetulan Jum'at kemarin saya tidak sempat shalat di sana, masih perjalanan dari Riverside ke Santa Barbara. Dua lokasi ini belum bisa disebut sebagai masjid, karena masih dalam kondisi sementara. Alhamdulilah bulan Desember 2013 kemarin, komunitas muslim Santa Barbara mendapat izin untuk mendirikan masjid dari dewan pemerintah. Butuh 10 tahun untuk bisa mendapat izin mendirikan bangunan, butuh dukungan dari komunitas agama lain agar izin itu semakin mudah didapat. Tidak seperti di Indonesia ada tempat ibadah yang berdiri hanya dengan syarat 30 kepala keluarga dan tandatangan warga yang diwakilkan kepada RT. Di sini Anda harus minta izin dewan kota. Bila di Indonesia banyak terjadi penentangan pendirian rumah ibadah, karena proses perizinannya tidak diikuti dengan benar. Di Amerika perlu tahunan untuk bisa mendirikan tempat ibadah termasuk masjid. Shalat di masjid tentu berbeda dengan shalat sendirian, Terasa kesejukan ketika shalat di masjid berjamaah dengan sesama muslim dari berbagai negara. Hanya memang harus bolak-balik naik bus/mobil kalau ingin shalat 5 waktu berjamaah di masjid, karena lokasinya yang jauh. Kita bisa saja shalat di manapun, di kantor, di aula atau di taman. Hanya yang jadi masalah kemana arah kiblatnya. Beruntung ada teknologi yang membantu kita untuk menentukan arah kiblat. Aplikasi android atau Iphone bisa kita manfaatkan menunjukkan kemana arah kiblat. Di AS tentu saja arah kiblat itu tidak sama dengan di Indonesia. Saya sendiri tidak begitu tahu arah mata angin, saya hanya lihat aplikasi Muslim Adhan di tablet samsung 7+ saya, lalu ikuti arahnya dengan bantuan GPS. Sebetulnya aplikasi-aplikasi tersebut sudah cukup lengkap, seperti aplikasi yang saya gunakan. Dalam aplikasi tersebut sudah ada arah kiblat, waktu shalat sesuai setting lokasi kita dan juga alamat masjid terdekat kalau kita ingin shalat berjamaah lengkap dengan peta arah menuju masjid dari lokasi kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI