Mohon tunggu...
kang udin
kang udin Mohon Tunggu... Guru - Dengan menulis maka akan abadi

Mahasiswa UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah

16 April 2020   08:36 Diperbarui: 16 April 2020   08:51 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari enggan meninggi
dibumiku yang gelap

Lengkingan merdu ayam
Tak akan meramaikan di tiap datangnya hari baru

Adapun jika diibaratkan kisah
Maka tak ada tawa ataupun suka
Tiada ramai haru ataupun bahagia

Tepat dua puluh tahun usiaku
Dan diri pun mulai tahu
Hal yg sewajarnya indah
Menjadi pilu

Diriku hanya berteman
Wanita yg tak se elok dulu

Dengan dekapan sayang
Ia mendidikku , berbagai hal

Bersyukur kala kurang
Bersabar kala ujian
Berjuang disaat ada hal yg kami inginkan

Namun, ia tak pernah berbincang
Tentangmu,

Engkau yg seharusnya selalu ada didepan kami
Melindungi kala terancam
Merawat kala terluka
Menghibur kala sedih
Menemani kala sepi

Kami mengharapkanmu
Kembali dan bersama lagi
Ayah..
Kami merindukanmu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun