Apa yang terbayangkan melihat dua remaja di samping kanan kiri saya? Sekilas, memang baik-baik saja. Namun, Satu dari dua remaja tersebut sedang mengalami "pengasingan" dunia nyata. Mengapa? Sudah hampir 2 tahun dia hampir tidak pernah keluar rumah, alias "mengasingkan diri" di dalam kamar. Sakit jiwa? Saya pastikan, tidak ada gejala ke situ. Remaja itu baik-baik saja, sehat-sehat saja. Secara fisk juga tidak ada tanda-tanda sakit atau kelainan.
Hari Sabtu (7/5/2022), saya bersama istri --Siti Zulaikhah-- menyempatkan untuk silaturrohim/jenguk ke rumah Anton (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya sudah lama saya mendengar kabar itu dari tetangganya. Bahkan pernah ketemu dengan ayahnya di Masjid, waktu sholat sholat berjamaah. "Gimana kabar Anton,"? tanyaku. Lalu beliau bercerita bahwa Anton tidak mau keluar rumah. saya juga menanyakan beberapa point yang saya anggap penting.
---
Saya ke rumah Anton disambut ayah dan ibunya. Terkesan kaget atas kehadiran saya, karena sebelumnya saya tidak ada janjian. Setelah duduk, kami menanyakan kabar Anton. "Niku--itu--, di kamar," kata ayahnya. Saya melihat raut muka kedua orang tua Anton, sedih, karena anak lelaki tunggalnya belum mau bergaul dengan dunia luar.
"Anton,..coba ke sini, mas!" panggil saya. Orangtuanya dengan sikap menuju ke kamar dan keluar bersama Anton. Kami berlima duduk di ruang tamu yang penerangannya cukup redup. Saya kaget,remaja yang dulu saya kenal berbeda jauh. Sekarang nampak lebih kurus dan lesuh. Anton duduk berdampingan dengan saya, saya pegang tangannya. Pandangan Anton tidak fokus, tangannya refleks bergerak-gerak. "InsaAllah akan normal kembali," keyakinan saya dalam hati.
"Besuk mulai mandi, ya," pintaku. "Besuk Pak Su'ud, ke sini lagi,", lanjut saya. "Kamu itu hebat, pinter, ganteng, kamu harus tunjukkan itu," kataku, mengakhiri pertemuan. istripun memberikan semangat 1, 2 kalimat.Â
------
Keesokan harinya (8/5/2022), setelah Ashar, untuk kedua kalinya saya silaturrohim ke rumah Anton. Mendengar ucapan salam, Anton keluar dari belakang rumah. Saya langsung bilang, "Ayo mandi dulu,". 15 menit menunggu Anton mandi. Lalu bersama ayahnya menuju teras rumah. Sengaja saya ajak duduk-duduk santai di teras rumahnya.
Saya sangat bergembira mendengar kabar dari ayahnya, bahwa Anton sudah masu ke luar rumah. "Nembe mawon wansul sakeng .....," --Baru saja pulang dari--. MasyaAllah. Allahu Akbar. Anton terlihat lebih segar, dari sehari sebelumnya. Bisa menjawab lebih banyak pertanyaan dari saya dan istri.
"Nanti ikut sholat di masjid ya, nanti di temani mas Aleq," pinta saya. (Aleq bukan nama sebenarnya. teman Anton, berdekatan rumahnya).