Mohon tunggu...
Mu Syaffa
Mu Syaffa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Program Keluarga Harapan, Merangsang Masyarakat Keluar dari Kemelut Ekonomi

18 Juli 2018   14:21 Diperbarui: 18 Juli 2018   23:09 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang ini, Rabu (18/07/2018), saya dan rekan mengunjungi warga yang berhasil keluar dari kemelut kemiskinan di Desa Bukit Subur, Kec. Bahar Selatan, Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Siti Munawarah beserta Suaminya, Sujito telah berupaya maksimal mengatasi persoalan ekonomi mereka. Bermodalkan usaha kecil dan menengah, usahanya pun membuahkan hasil nyata. Setidaknya, sepasang suami istri ini baru saja membeli rumah dengan tampilan menengah ke atas atau rumah semi mewah.

Pada 1991, berangkat dari gejolak rumah tangga, harta berupa tanah produktif seluas dua hektar sawit milik Sujito akhirnya diberikan kepada mantan istrinya. Sejak itu, ia pun harus berjuang dengan segala keterbatasan dengan merintis ekonominya, setelah beristri kembali. Ia pun memulai usaha dengan berjualan makanan dan minuman ringan. Ia lakukan dengan berkeliling, sementara Siti Munawarah juga berjualan di kantin sekolah terdekat dari rumahnya.

Seiring berjalannya waktu, ia pun terus mengembangkan usahanya. Usaha penjualan ayam potong menjadi titik tumpu usahanya, dari omzet ratusan ribu, dan terus meroket hingga omzetnya menembus angka tiga juta sampai lima juta rupiah per bulan. Belum lagi, setiap hari Jum'at, ia pun secara langsung menjual ayam di pasar kalangan atau pasar pekan. Setidaknya dari penjualan itu, ia dapat menabung sekurang-kurangnya 500 hingga 600 ribu rupiah per pekan. Belum lagi, pendapatan dari penjualan Kayu Arang, hingga saat ini masih dipertahankan.

Meskipun demikian, mereka mengakui, bahwa guna mencukupi kebutuhan pendidikan anak-anak, terkadang juga menemui hambatan, tak jarang mereka harus mencarikan pinjaman dana sementara. Tetapi, hal itu mulai dapat teratasi setelah keluarganya memperoleh dana bantuan sosial bersyarat. Pada 2016, ia pun masuk kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH), dan berhak memperoleh dana senilai 1.890.000 rupiah per tahunnya, yang terbagi ke empat tahap penyaluran.

Selain persoalan pendidikan untuk anak-anaknya teratasi. Ia pun dapat mempergunakan dana sisa untuk pengembangan usaha. Gorengan dan Es Tebu merupakan usaha kecil yang melengkapi usaha sebelumnya. Uang sisa bantuan, mereka pergunakan membeli perlengkapan penunjang, seperti membeli kedai gorengan, gerobak gorengan, dan juga mesin pemeras tebu. Jika dihari biasa, omzet penjualan berkisar 100 hingga 200 ribu rupiah.

"Beda lagi mas, jika ada pesta, atau kegiatan besar, omzetnya bisa mencapai 800 ribu hingga 1,5 juta rupiah,' ujar Sujito

Hasil pendapatan dari berbagai macam usahanya, terkumpul hingga 100 juta rupiah. Dan hasilnya, ia belikan rumah semi mewah, meskipun harus meminjam dana dari salah satu bank guna menutupi harga rumah senilai 160 juta rupiah.

"60 juta kekurangan itu, saya ambilkan pinjaman bank," tegas Sujito.

Adapun besaran angsuran 2,3 juta rupiah per bulan selama periode tiga tahun. Hal itu dilakukan, ditengah perjuangan mereka  menyekolahkan dua putranya, yakni Alvito Nugroho Saputro dan Ikhsan Ferdian Saputro. Alvito kini tengah  menempuh pendidikan di pesantren, sementara Ikhsan tengah menempuh pendidikan sekolah menengah atas.

Sekarang, salah satu perjuangannya adalah melunasi pinjaman bank. "Saya belum pernah pinjam di Bank, Mas, ini pertama kali saya minjam di Bank, agak terbebani, karena setiap bulan harus nyetor di Bank," ujar Siti Munawarah.

Pada awal 2018, mereka akhirnya memutuskan keluar secara mandiri dari kepesertaan PKH,  setelah sukses membeli rumah semi mewah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun