Bicara kepemimpinan adalah bicara peradaban umat manusia, Â yang sedari awal penciptaannya memiliki visi dan misi kepemimpinan.
Dua unsur yg pasti ada dalam kepemimpinan adalah Pemimpin dan yang Dipimpin. Kedua-duanya saling menentukan dan saling mendukung dalam hal suksesi sebuah kepempinan. Â Artinya, Â kepempinan yang berhasil manakala pemimpin dan yang dipimpin sukses.
Saya ingin terlebih dahulu membahas tentang pemimpin, Â karena dari sisi jumlah pemimpin pasti lebih sedikit dari yang dipimpin, Â lebih terlihat dan menjadi figur yang banyak mendapat perhatian dan sorotan.
Bagaimana model pemimpin yg berhasil dalam menjalankan amanah kepemimpinannya? Â Model yang utama adalah pemimpin harus mampu memberikan solusi atau saya sebut "Pemimpin Solutif".
Mengapa pemimpin harus harus mampu memberikan solusi? Â Karena fitrah kepempinan akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan dan permasalahan. Hal ini dapat kita pahami, mengapa jika ada 2 orang bepergian maka harus ditunjuk pemimpinnya. Â Karena, Â sebuah perjalanan memiliki potensi masalah, Â dan jika tidak ada pempinnya maka akan membahayakan, tidak ada yg bertanggung jawab dlm hal pengambilan solusi/keputusan.
Pemimpin Solutif dapat membaca struktur masalah dan memetakannya ke dalam tahapan-tahapan pemecahan dalam mencari jalan keluar/solusi.
Pemimpin Solutif tidak mudah panik. Ia mencerna pesoalan-persoalan di hadapannya dengan jernih. Â Karena ia menyadari bahwa persoalan yang datang sebuah keniscayaan.
Pemimpin Solutif bukanlah penghibur yang hanya memberikan janji dan angan-angan belaka. Â Ia bekerja dengan keras untuk memberikan amal dan kerja terbaik, Â dipuji ataupun tidak.
Pemimpin Solutif adalah seorang pembelajar sejati. Â Ia akan mampu dan mau belajar tak kenal henti, Â baik dari kegagalan atau keberhasilan yang ia capai.
Pemimpin Solutif adalah produk dari kepemimpinan. Ia harus terus disiapkan oleh siapa saja, Â termasuk oleh saya dan anda. Dengan kapasitas yang kita miliki, Â memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan yang ada.
Pemimpin Solutif tidak bekerja karena pencitraan semata. Ia bekerja justru menjaga citra dan marwah atas amanah yang diberikan kepadanya. Citra pemimpin baik sudah melekat dalam dirinya.Â