Mohon tunggu...
Kang Sole
Kang Sole Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Masih belajar agama di pinggirang Kota Yogyakarta | Pemilik akun twitter @sajakharmoni | Hobi: Meracik Kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Alasan bagi Kamu untuk Ikut Memeriahkan Hari Santri Nasional 22 Oktober

21 Oktober 2016   09:05 Diperbarui: 21 Oktober 2016   09:26 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas merah) – Ir. Soekarno”

Masih ingatkah dengan sejarah kemerdekaan Indonesia?

Presiden pertama Ir. Soekarno bersemboyan kepada seluruh anak bangsa untuk tidak sekali-kali meninggalkan sejarah. Semboyan itu diucapkan beliau dalam pidatonya yang terakhir di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966.

Salah satu kegiatan, bagi kalangan santri untuk mengenang sejarah yaitu dengan memperingati Hari Santri Nasional (HSN).

Hari santri nasional telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada 22 October 2015. Sebagai penghormatan dan penghargaan bagi perjuangan para ulama untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dimasa penjajahan kolonial.

Resolusi jihad yang dikemukakan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 October 1945 menggerakkan seluruh elemen dari kalangan santri, pemuda, dan masyarakat, bersama-sama berjuang melawan penjajahan yang pada puncaknya terjadi pada 10 November 1945.

Mengenai telah lahirnya hari santri, maka bagi kamu-kamu yang berlabel santri harusnya bangga dan ikut serta memeriahkan HSN. 6 alasan berikut, bisa kamu jadikan landasan untuk ikut serta memeriahkan HSN secara individu ataupun bersama-sama (berjama’ah).

  1. Mendo’akan para Ulama dan Pejuang NKRI
    sumber: kampoengngawi.com
    sumber: kampoengngawi.com
    Sebenarnya perihal doa mendoakan dalam kalangan santri bukan menjadi masalah. Insya Allah hampir semua santri setiap harinya dalam lima waktu tidak lupa untuk berkirim doa kepada ulama-ulama yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Ini dikarenakan kebiasaan yang diturunkan oleh para pengasuh pondok pesantren (Kyai atau Ulama) untuk berdzikir dan berdoa setelah melakukan sholat wajib 5 waktu.Tetapi, pada HSN ini para santri diharapkan mampu menilik perjuangan para leluhur-leluhur pesantrennya ataupun para ulama-ulama besar Indonesia dalam memperjuangkan NKRI. Sehingga dengan adanya HSN, para santri dapat memperingatinya dengan minimal berkirim Surotul Fatihah kepada seluruh Ulama dan Pejuang Muslim Indonesia. Akan lebih baik apabila ada amalan-amalan lain dan dilakukan secara berjamaah.

  2. Menghormati Sejarah
    sumber: ragamseni.com
    sumber: ragamseni.com

    Seperti yang sering didengar dalam perhelatan 17 Agustus, seruan Ir.Soekarno yang berbunyi “Jasmerah” perlu juga untuk dikumandangkan dalam peringatan HSN. Sejarah telah mencatat bahwa peran ulama ataupun kyai dalam memerangi penjajah kolonial sangatlah besar. Untuk itu, peringatan HSN pada 22 october merupakan penghormatan dan penghargaan kepada sejarah perjuangan para ulama dan pejuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaan NKRI.
    Sebagai santri yang baik mengetahui tentang sejarah adalah perihal yang baik pula. Jadi, memperingati HSN dengan alasan menghormati sejarah adalah salah satu cara untuk mempertahankan sejarah itu sendiri, supaya tetap terkenang dan menjadi pelajaran bagi santri sekarang dan yang akan datang.

  3. Muhasabah Diri
    sumber: belajarbersamauntuklebihbaik.blogspot.com
    sumber: belajarbersamauntuklebihbaik.blogspot.com
    Alasan ke 3 kenapa seorang santri harus ikut serta dalam memperingati HSN 22 October yaitu sebagai media untuk bermuhasabah diri. Selama setahun yang lalu, sumbangsih apa yang telah kita (santri) berikan kepada NKRI. Dengan lingkup yang lebih kecil, kebaikan apa yang telah kita berikan kepada pesantren kita di setahun yang lalu. Sudahkah kita sebagai santri, menjadi pribadi yang taat terhadap peraturan pesantren ataukah menjadi pribadi yang menyusahkan kang-kang dan mbak-mbak pengurus.Setidaknya di HSN ini, kita mengevaluasi diri kita, amal kita, ilmu kita dan hal-hal bermanfaat apa saja yang sudah kita peroleh. Akan lebih baik, kita mengevaluasi keburukan kita untuk kita perbaiki di tahun-tahun yang akan datang.

  4. Berkesempatan mendapatkan keluarga baru
    sumber: infobacan.com
    sumber: infobacan.com
    Perhelatan besar yang akan diselenggarakan oleh gerakan-gerakan islam atau organisasi islam tentunya membutuhkan tenaga kang-kang dan mbak-mbak santri. Sebagai penyelenggara, keberadaan panitia sangatlah penting sebagai penggerak dan pensukses acara. Biasanya dalam suatu daerah tertentu, sebut saja Yogyakarta, panitia yang mengurusi acara peringatan HSN berasal dari berbagai pondok pesantren yang ada di Yogyakarta. Disinilah, kang ataupun mbak bisa menjadi salah satu relawan untuk sama-sama mensukseskan acara tersebut. Maka, mau tidak mau pada akhirnya sesama panitia saling berkenalan dan menjadilah keluarga baru untuk saling bertukar pengalaman ataupun cerita.

  5. Meraih amal (pahala) yang melimpah
    sumber: catatan-seorangmuslim.blogspot.com
    sumber: catatan-seorangmuslim.blogspot.com
    Majelis-majelis ilmu akan bertebaran dalam rangka memperingati HSN 22 October. Kang-kang dan mbak-mbak bisa mengikutinya disalah satu majelis ataupun berturut-turut mencari dan mengikuti majelis-majelis lain. Karena ada daerah tertentu yang peringatan HSN-nya dilakukan di hari-hari setelahnya. Kegiatan inilah yang akan mendatangkan pahala-pahala serta kebaikan bagi siapa saja yang ikut serta didalamnya. Berdasarkan Hadist Nabi, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah SWT, kecuali mereka akan dikelilingi malaikat. Dan Allah SWT akan memberikan rahmat-Nya kepada mereka, memberikan ketenangan hati dan memujinya di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya” (Shahih Al-Muslim 4868). Dan dalam Kitab Riyadhussalihin Nabi Muhammad SAW bersabda,  “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling, mereka mengikuti majelis-majelis dzikir. Apabila mereka menemui mejelis yang didalamnya ada dzikir, maka mereka duduk bersama-sama orang yang berdzikir, mereka mengelilingi para jamaah itu dengan sayap-sayap mereka, sehingga memenuhi ruangan antara mereka dengan langit dunia, jika para jamaah itu selesai maka mereka naik ke langit” (HR Bukhori No. 6408, dan Muslim No. 2689).

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun