Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hiburan

15 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 15 Desember 2022   13:05 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hiburan

11 Desember 2022 waktu itu para santri izin "Bah ngadakan loma nyanyi boleh, untuk mengisi kegiatan Pekan Musyabaqah Santri (Class Meeting)?". Saya bertanya: "Mau menyanyi lagu apa?" Panitia menjawab: "ya lagu-lagu anak muda Bah" seperi "Ojo Dibanding-bandingke yang dipopulerkan dik Farel, Kok Iso Yo karya cak Nan, 100% cinta, dan lain-lain. "Kok minta nyanyi, apa sudah bosen shalawatan," lanjut saya.

"Ya tidak Bah, hanya pingin hiburan, masak tiap hari ngaji, hafalan terus, apalagi ini kan habis ujian, boleh nggak Bah?" Ya.. silhkan ! mendengar saya mengizini mereka kelihatan bahagia dan sangat senang. Nampak mereka benar-benar penat dalam menjalani penjara suci.

Bayangkan, pagi bangun pukul 04.30 wudhu dilanjut jamaah subuh, baca dzikir dilanjut tadarrus Al-Qur'an, dilanjut kajian Tafsir Jalalain sampai pukul 07.00. Kemudian mereka melakukan keperluan pribadi hingga pukul 09.00 dilanjutkan shalat duha dan baca hijib bahar karya Wali Agung Abul Hasan Assadzali. Pukul 11.00 mereka qailulah tidur siang menjelang duhur. Dilanjut jamaah duhur dan masuk kelas untuk mengikuti kajian kitab di kelas hingga pukul 17.00. 

Istirahat sejenak dilanjut kajian fiqih dan hadis sampai maghrib. Setelah maghrib tadarrus Al-Qur'an dan setoran hafalan hingga isya'. Setelah isyak masih ada kegiatan sorogan kitab kuning sampai jam 09.00. Begitulah kehidupan mereka sehari-hari. Mungkin di benaknya mereka ingin seperti orang di luar sana, hidup normal yang ritme hidupnya diselingi hiburan.

Secara kodrati manusia pasti mempunyai titik kejenuhan. Hal ini dikarenakan manusia oleh Yang Kuasa dilengkapi nafsu. Asalkan tidak umbar sebebas-bebasnya nafsu masih tetep aman dalam kendali akal sehat dan keimanan. Di saat sudah sampai pada titik jenuh, maka tubuh ini perlu dirileksasikan, bisanya memanggil tukang urut untuk melakukan sentuhan-sentuhan manja. Sehingga tubuh menjadi rilek, otot menjadi lemas.

Pikiran juga begitu, jika sudah pada titik jenuh, bosan dan penat. Maka perlu diturunkan tensinya, bisa dengan jalan-jalan, rekreasi, bersantai di tempat hiburan, menyanyi bersama teman, dengan meneriakkan suara sekencang-kencangnya, dan mengekpresikan seadanya. Tidak peduli suara fals, yang penting happy. Dengan begitu kepenatan akan turun.

Nabi sendiri orangnya rileks, santai, senang senda gurau, senang ketawa bersama keluarga dan para sahabatnya. Ingat! "nabi pernah ngerjain nenek-nenek dengan mengatakan: "besok di surga tidak ada orang seperti anda", saat nabi ngomong begitu, sang nenek tadi susah, lalu nabi tersenyum maksudnya di surga penghuninya itu usianya muda antara 30-35 tahun bukan nenek-nenek seperti anda, kira-kira saat itu terjadilah ketawa pecah. Artinya nabi disini menunjukkan sisi kemanusiaannya. 

Manusia itu butuh rileks, santai, bebas dari tekanan, butuh hiburan. Justru menurut saya tertawa adalah tanda orang beriman, karena tertawa adalah ekspresi syukur atas nikmat Allah Swt. yang diberikan kepada kita. Orang yang hidupnya tidak bisa tertawa jangan-jangan dia banyak mengeluh, menolak taqdir, tidak ridha dengan ketentuan-Nya. Bahkan menurut saya menututupi kesedihan dengan terus tersenyum dan tertawa agar orang lain tidak menaruh iba itu lebih baik dari pada mencari perhatian dari orang lain.

Al-hasil, hidup ini sebenarnya simple, tidak usah terlalu kaku. Konsep dasarnya "bila kita tidak bisa berbuat baik kepada orang lain, paling tidak jangan menyakiti orang lain" sudah cukup. Manusia butuh kebahagiaan dan diberi kebebasan untuk mencari kebahagiaan, selama tidak keblablasan tidak akan mendatangkan murka Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun