Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dajjal

15 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 15 Desember 2022   07:09 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

DAJJAL

Allah Berfirman Q.S. As-Shaf/61: 3

Artinya: Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.

Ayat ini sangat menyindir dan mengancam orang yang pekerjaannya lebih banyak megang microphone, ceramah, mengajar, berpidato, berkhutbah, namun apa yang ia sampaikan di hadapan umat hanya sebatas penyampaian, ia sendiri tidak mengamalkannya. Allah sangat murka sekali kepada orang-orang ini. Ia hanya pandai retorika dan bersilat lidah. Bahasanya tertata rapi tanpa celah, indah dan manis di dengar telinga, sayangnya hanya sebatas kata-kata. Ia ceramah bak anak-anak yang lomba pidato, hanya menata kata dan intonasi, tanpa mengamalkan isi. Lebih parah lagi yang keluar dari mulutnya umbaran caci maki, sesekali ia selipkan ayat suci, namun ayat itu hanya untuk membenci.

Orang-orang seperti ini sudah diprediksi oleh Nabi, dan Nabi snagat khawatir akan munculnya orang-orang seperti ini. Nabi pernah bersabda: "Aku bukan Dajjal, yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah Dajjal", dikatakan "Siapa Dajjal ya Rasulallah?, Nabi menjawab: Dajjal adalah ulama' su' (ulama' yang buruk). (Hadis ini ditakhrij oleh Imam Ahmad: Jus 5 hal. 145)

Hadis ini memberi peringatkan kepada kita bahwa ternyata Dajjal adalah ulama', yaitu ulama' yang tidak mengamalkan ilmunya. Ilmu yang ada pada dirinya hanya untuk hiasan diri saja. Lebih-lebih zaman akhir seperti sekarang ini, gelar ulama' sangat mudah disandang. Ketika berbaju gamis, berkalung surban dan memakai imamah, masyarakat sudah memanggilnya ulama'. Padahal yang bersangkutan jauh sekali dari sebutan itu, baik secara keilmuan maupun akhlak. Hanya bermodal pakaian dan mengumpulkan jamaah, sudah terlalu PD disebut ulama'. Fenomena ini mungkin yang dimaksud nabi di atas.

Kemungkinan kedua, memang benar-benar alim, namun kealimannya tidak diamalkan ini juga berbahaya. Jumhur ulama' berkata: "bahwa di tongkat nabi Musa terdapat tulisan: bahwa orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya maka ia dengan iblis sama saja". Artinya iblis bukan makhluk yang bodoh, ia pandai, namun kepandaiannya tidak menjadikan ia tunduk kepada Allah SWT. Keahliannya untuk menzalimi orang lain, untuk menipu orang lain, untuk mengkelabui orang lain. Orang lain tertindas karena kejahatan ilmu yang ia miliki.

Seharusnya ilmu yang dimiliki itu menjadikan seseorang semakin sadar dan dewasa atas dirinya. Semakin mencerdaskan orang lain. Tindakannya di atas rel ilmu yang dikuasinya. Sehingga ilmu terpancar dalam semua tindakannya. Nur Allah yang berupa ilmu benar-benar terpancar dalam dirinya. Sehingga orang lain juga terinspirasi olehnya. Ilmu yang dimilikinya bisa menggetarkan dada orang-orang di sekelilingnya. Inilah ulama' sebenarnya.

Alhasil, sebenarnya dajjal bukan sosok yang digambarkan secara fisik menakutkan, sekali lagi bukan, tetapi dajjal adalah sosok yang pintar berkamuflase, ia menutupi dirinya dengan asesoris ulama' namun sebenarnya bukan. Ia sering mengumbar ayat-ayat suci namun justru mengotori kesucian ayat suci. Hati-hatilah... semoga kita dijauhkan min fitnatil masihid dajjal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun