Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Malu Mengatakan "Aku Tidak Tahu"

10 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   05:08 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JANGAN MALU MENGATAKAN :

"AKU TIDAK TAHU"

Terkadang orang merasa dirinya terhina dan turun derajatnya jika ia mengatakan "aku tidak tahu" ketika ditanya oleh orang lain, lebih-lebih masalah agama. Akhirnya karena menjaga gengsi munculah jawaban "ngawur" alias "sok tahu". Padahal menjawab persoalan  agama itu tidak gampang, membutuhkan kejelian dan ketelitian dalam menentukan hukum. Butuh  banyak piranti ilmu yang harus dikuasi. Mulai dari ushul fiqih, qa'idah fiqih, fiqih, harus paham hadis dan tafsir serta seluk beluknya. Harus paham ilmu bahasa terutama tata bahasa arab dan lain sebagainya. Jadi perlu banyak pertimbangan. Konon Imam Malik ketika di datangi tamu yang bertanya soal agama, ia menyuruh tamunya pulang dulu agar bersabar menunggu tiga hari lamanya. Karena Imam Malik akan melakukan istimbath hukum yang membutuhkan perhitungan matang. Jadi tidak asal cas-cus, keluar dalil dari lisannya sebagaimana fenomena ustadz zaman now.

Biasanya hal ini sering dilakukan oleh tokoh agama yang ilmunya pas-pasan, ia sudah terlanjur ditokohkan di masyarakatnya, jadi jika ada masyarakat bertanya, ia merasa kelihatan bodoh jika tidak langsung menjawab. Ia jaga image ke-ustadzanya, padahal andaikan ia mengatakan "Maaf saya belum tahu akan hal itu, saya akan pelajari terlebih dahulu permasalahannya, mungkin dua tiga hari saya akan memberikan jawaban", justru akan kelihatan kalau dia benar-benar berilmu. Memang manusia itu suka menutupi kebodohannya dihadapannya orang lain. Bayangkan fatwa serampangan yang ia lontarkan di hadapan umat akan dijadikan pegangan mereka, kalau fatwanya salah, siapa yang akan tanggung jawab? Maka Ibnu Mas'ud berkata:

" " " "

Artinya:

"Hai manusia barangsiapa mengetahui sesuatu maka berkatalah dengannya, dan barangsipa yg tidak mengetahui katakanlah 'Allah Maha Tahu', karena sesungguhnya diantara dari ilmu adalah ketika seseorang mengatakan tidak tahu 'Allah Maha Tahu'.

Dengan anda mengatakan "saya tidak tahu", justru disitulah anda mengakui bahwa Allahlah Yang Maha Tahu. Pengakuan jika Allah Yang Maha Tahun adalah bukti kalau anda berilmu. Tidak akan turun derajat anda hanya karena ucapat tidak tahu. Justru akan kelihatan bodoh jika anda memberikan jawaban yang tidak berdasarkan ilmu. Ilmu itu bukan untuk gagah-gagahan, bukan untuk menjaga reputasi, bukan untuk keren-kerenan, tetapi ilmu itu untuk menunjukkan manusia ke jalan yang lurus. Bagaimana manusia akan menuju jalan yang lurus, jika anda sendiri bengkok.

Senada dengan Ibn Mas'ud Sayyid Ja'far Shodiq berkata: "Ketika kamu ditanya seseorang tentang suatu masalah katakan : 'aku tidak tahu', karena jika kamu mengakatakan ' Aku tahu' maka manusia tidak akan berhenti-henti bertanya kepadamu sampai kamu tidak tahu, namun jika kamu berkata 'aku tidak tahu' maka manusia justru akan memberitahumu sampai kamu tahu."

Kalam Sayyid Ja'far Shadiq disini sebenarnya menyindir orang-orang yang sok tahu, orang yang sok tahu itu, ditanya apa saja ia akan mencoba memberikan jawaban. Karena ia ingin menunjukkan kalau dirinya mampu dan tahu. Ia tidak mempertimbangkan apakah jawabannya benar atau salah. Ia hanya ingin agar manusia lain tetap menganggap dirinya hebat. Akhirnya manusia di sekelilingnya akan bertanya terus terhadapnya sampai dia tidak bisa menjawab lagi. Andaikan ia mau mengenyampingkan gengsinya sedikit saja dengan mengatakan "aku tidak tahu", orang lain akan berhenti bertanya dan anda akan terjaga dari kesalahan. Hati-hati ucapan yang keluar dari lisan ibarat anak panah yang melesat dari busurnya, apalagi lisan seseorang yang ditokohkan akan menjadi pegangan lingkungannya, oleh karenanya jangan malu mengatakan "aku tidak tahu" terhadap persoalan yang memang anda tidak tahu, karena jawaban seperti itu menunjukkan anda seorang berilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun