Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tidur Berpahala

8 Desember 2022   20:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   20:03 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

TIDUR BERPAHALA

Manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Sekalipun di dunia ini ada yang mengaku sebagai superman yaitu manusia kuat, pada titik tertentu akan lemah juga. Ketika perutnya merasa lapar ia butuh makanan, ketika haus butuh minuman, ketika capek butuh istirahat, ketika ngantuk pasti juga butuh tidur. 

Sebenarnya dengan kelemahan-kelemahan itu manusia yang cerdas sudah bisa menyadari bahwa dirinya adalah makhluk lemah dan hina, tidak ada yang bisa dibanggakan dalam dirinya. Kesadaran inilah yang menjadikan manusia bisa lebih tawadu' dalam kehidupannya. Namun jika hati dan pikirannya masih terborgol dengan keangkuhan, sekalipun dirinya lemah pasti akan merasa kuat. Sehingga menimbulkan sikap jumawa dan kesombongan.

Diantara kelemahan manusia adalah butuh tidur. Artinya manusia tidak bisa melawan rasa kantuk. Sopir kendaraan jika merasa kantuk, jangan mencoba melawan, kalau tidak ingin kecelakaan. 

Jika tubuh anda merasa lelah dan letih jangan dipaksakan terus beraktivitas jika tidak ingin sakit. Istirahatlah sejenak, tidurlah agar otot-otot dan saraf dalam tubuh rileks dan kendor. Kakunya otot dan saraf membuat manusia tidak bisa mengontrol emosinya. Ketika emosi tidak bisa terkontrol, maka bisa dipastikan akan merusak segala urusannya.

Allah menciptakan makhluk yang namanya tidur ini sebagai rasa kasih sayang Allah kepada hambanya. Sekaligus sebagai pemberian nikmat yang besar kepada hambanya. Tidur ini merupakan nikmat yang luar biasa. Banyak orang yang bingung karena tidak bisa tidur. Ia mengeluarkan banyak biaya untuk berkonsultasi dan mencari obat ke dokter-dokter spesialis hanya untuk menidurkan matanya.

Kondisi tidur ini, tidak bisa dianggap sepele. Dalam Islam sendiri masalah tidur ini menjadi pembahasan yang serius. Nabi sendiri banyak mengajarkan bacaan-bacaan dan dzikir-dzikir khusus menjelang tidur.

Bacaan yang terkenal adalah "Bismika Allahumma Ahya Wabismika Amut" yang artinya "dengan menyebut namamu Ya Allah Aku Hidup (Engkau Yang Maha Menghidupkan aku) dan dengan menyebut namamu Aku mati (engkau Yang Maha Mematikan aku)." Melihat makna doa ini, menunjukkan bahwa orang yang tidur sebenarnya memasrahkan hidup matinya kepada Allah. Artinya ia sadar bahwa kehidupan dan kematian ditangan Allah. 

Doa ini juga mengajarkan kepada kita, bhwa saat tidur kita tidak bisa menjamin apakah nanti bisa bangun kembali atau tidak. Maka saat kita tidur hendaknya kita benyak beristighfar memohon ampun kepada Allah Swt. karena siapa tahu tidur kita adalah jalan menuju kematian kita. Maka Al-Ghazali mengajarkan kepada kita "jika hendak tidur kita disunnahkan menulis kata-kata wasiat di sebuah kertas yang kemudian ditaruh di bawah bantal, siapa tahu kita tidak bangun kembali.

Dalam pandangan Islam, tidur juga bisa bernilai ibadah asalkan disertai dengan niat yang baik, seperti niat mengistirahatkan badan karena nanti akan digunakan untuk menjalankan ibadah selanjutnya. Misalnya niat tidur siang karena malam nanti akan digunakan untuk datang di majelis dzikir dan ilmu. Niat mengistirahatkan mata, karena mata adalah makhluk Allah Swt yang juga mempunyai hak untuk diistirahatkan. 

Maka ulama sepakat jika tidur ini hukum asalnya boleh, namun dengan tujuan tertentu bisa menjadi sunnah bahkan wajib. Bayangkan saja jika orang tidur niatnya daripada keluar rumah bermaksiat mendingan tidur. Tidur seperti ini bukan hanya sunnah malah menjadi wajib karena ada unsur tarkul ma'ashi yakni meninggalkan maksiat. Sedangkan meninggalkan maksiat hukumnya wajib. Maka tidur seperti ini tentu berpahala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun