Di dalam transendenitas Allah, bagaimana mungkin saya mengalami anugrah Nya, bukankah Dia yang Maha Suci sangatlah jauh dari diri saya yang penuh dengan noda dosa dan ketidakbenaran ini? Tetapi puji syukur kepada Allah bahwa di dalam Sang Kalam yang menjadi manusia, saya dimampukan untuk menjamah anugrah Nya, karena Dia yang "nunggil klawan manungso"/ Tuhan beserta kita/ Immanuel. Sehingga hal ini merupakan wujud yang sempurna dimana kebenaran Allah dan sekaligus anugrah Allah (melalui kehadiran dan karya Nya) dinyatakan kepada manusia.
Mengalami anugrah dari Allah, sejatinya adalah mengalami Yesus, Sang Kalam yang menjadi manusia. Sebab ada tertulis, "Sebab di dalam kepenuhan Nya kita menerima anugrah demi anugrah"
Jikalau kita tenggelam di dalam kepenuhan Nya maka bukankah benar janji Nya, yaitu "Aku datang supaya mereka memiliki hidup dan mempunyainya di dalam segala kelimpahan." Ya, kita diajak tenggelam di dalam lautan kelimpahan anugrah Nya.
Anugrah Nya sungguhlah indah, agung, dahsyat, ajaib, luar biasa, tiada duanya.
Salamm Taklim
Kang Samad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H