Mohon tunggu...
Kang Rozaq
Kang Rozaq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendakwah, Aktivis Sosial dan Keagamaan, Laskar Pelayan Jama'ah (LPJ)

Aktivis Gerakan Aksi Sosial dan Keagamaan (GASA) dan Penggiat/Laskar Pelayan Jamaah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbuat Baik kepada yang Berbuat Jahat: Jalan Menuju Akhlaqul Karimah

13 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   22:25 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Gus Rohmad (sumber: Foto Koleksi Pribadi) 

Dikisahkan saat nabi Muhammad tengah menyebarkan ajaran agama islam, terdapat seorang pengemis buta yang selalu menghina dan membenci Rasulullah, bahkan ia tidak segan-segan untuk menghasut orang lain agar membenci rasul. Jika ada seseorang yang mendekatinya, pengemis buta tersebut akan berkata "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya!".

Hal itu sendiri terus menerus dikatakan oleh si pengemis buta kepada seseorang yang setiap hari memberikannya makanan bahkan menyuapinya. Kemudian pada suatu hari, ia merasa sangat kelaparan karena seseorang yang biasa memberikannya makanan dan mendengar ujaran kebenciannya kepada nabi Muhammad tidak kunjung menemuinya.

Pada hari berikutnya, ada seseorang yang kembali mendatangi pengemis buta tersebut dan menyuapinya. Namun si pengemis tersebut sadar bahwa orang yang menyuapinya kali ini sangat berbeda dengan seseorang yang sering menyuapinya selama ini. Lalu ia pun berkata "Siapakah kamu? Kamu bukanlah orang yang biasa mendatangiku".

Singkat cerita, seseorang yang datang hari ini menjawab Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya. Namaku Abu Bakar. Orang mulia yang biasa memberimu makan itu telah meninggal dunia. Dia adalah nabi Muhammad SAW".

Jawaban tersebut sontak membuat si pengemis buta tersebut kaget dan merasa sangat menyesal telah memperolok nabi Muhammad, seseorang yang jelas-jelas selalu ia caci maki namun tetap memberikannya perhatian selama ini. Kemudian iapun tersadar bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang memiliki akhlak sangat mulia. Beliau adalah pribadi yahg selalu bersabar dan ikhlas dalam menebar kebaikan bagi banyak orang.

Dalam kehidupan sehari-hari, di tengah dunia yang penuh gejolak dan modern, seringkali kita dihadapkan dengan kebencian, dendam, dan permusuhan. Namun, dawuh Romo Kyai mengingatkan kita untuk menempuh jalan yang lebih tinggi, yaitu jalan akhlak mulia. Jalan ini memang berat, tetapi dampaknya jauh lebih besar. Dengan menebar kebaikan bahkan kepada yang berbuat salah, menjadi cerminan nilai-nilai luhur Islam yang sejati.  Allah SWT. berfirman "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Al-Baqarah: 195). 

Berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat bukanlah hal mudah, tetapi inilah jalan menuju akhlaqul karimah. Membalas keburukan dengan kebaikan, kita tidak hanya memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, tetapi juga membersihkan hati dari sifat buruk dan mendekatkan diri kepada Allah.

Sebagaimana dawuh Romo Kyai Ahmad Bahru Mafdlaaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat 'Alam (alm) mengingatkan, sikap ini adalah wujud dari iman yang sejati dan cinta kepada Allah. Dalam kehidupan yang sering dipenuhi permusuhan, akhlaqul karimah adalah cahaya yang menerangi kegelapan.

Berakhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari tentu tidaklah mudah, namun bila terus melakukan riyadhoh (latihan) secara istiqomah dan berkelanjutan, insyaAllah, Allah SWT. akan melimpahkan kemudahan dalam berakhlaqul karimah. Beberapa implementatif dalam kehidupan sehari-hari dalam ber-akhlaqul karimah, antara lain:

1. Bersikap Lemah Lembut dan Sabar

Sikap lemah lembut dan sabar terlihat ketika seseorang menahan diri dari amarah atau membalas keburukan dengan kebaikan. Misalnya Ketika menghadapi konflik di rumah atau tempat kerja, tahan emosi, berbicara dengan nada lembut, dan usahakan mencari solusi tanpa menyakiti pihak lain. Jika ada orang yang menyakiti atau memfitnah, latih diri untuk bersabar dan memaafkan tanpa dendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun