Mohon tunggu...
Kang Rozaq
Kang Rozaq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendakwah, Aktivis Sosial dan Keagamaan, Laskar Pelayan Jama'ah (LPJ)

Aktivis Gerakan Aksi Sosial dan Keagamaan (GASA) dan Penggiat/Laskar Pelayan Jamaah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghindari Perangkap Menyalahkan Orang Lain: Membangun Kehidupan Harmonis

12 Agustus 2024   04:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   13:04 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar koleksi pribadi

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menemukan dalam situasi di mana kita dengan mudah menyalahkan orang lain atas kesalahan atau masalah yang terjadi. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan individu, tetapi juga dalam konteks sosial kemasyarakatan.

Ada beberapa alasan psikologis dan sosial yang mendasari perilaku ini, yang dapat kita telaah dalam perspektif Islam. Salah satu alasan utama mengapa orang cenderung menyalahkan orang lain, adalah untuk melindungi diri mereka dari rasa bersalah atau malu. Dengan menyalahkan orang lain, individu dapat mengalihkan perhatian dari kesalahan mereka sendiri.

Selain itu, dalam banyak kasus, orang merasa bahwa dengan menyalahkan orang lain, mereka sedang mencari keadilan. Namun, ini sering kali berujung pada ketidakadilan terhadap pihak lain yang mungkin tidak bersalah, bahkan cenderung mendholimi orang lain.

Menyalahkan orang lain sering kali kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan diangga perilaku yang umum, tetapi sering kali mencerminkan ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan sendiri. Memahami alasan di balik perilaku ini dapat membantu kita untuk lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan orang lain, dan mengembangkan keterampilan untuk menghadapi masalah dengan lebih baik. Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan, baik pada individu maupun pada hubungan sosial.

Lebih jauh, tidak hanya menyalahkan orang lain, namun terus berusaha mencari-cari kesalahan lainnya, untuk menutup kesalahan pribadi, sebagai pembelaan dan pembenaran atas perbuatannya. Bahkan tidak jarang, dengan berbagai alibi dan alasan pembenaran dirinya, walau dengan mencederai dan mendholimi pihak lain.

Islam mengajarkan pentingnya introspeksi dan berbaik sangka terhadap sesama. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12: Allah SWT berfirman artinya Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu nmerasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang". Ayat ini menunjukkan bahwa mencari kesalahan orang lain adalah tindakan yang tercela dan tergolong perbuatan dosa.

Perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain akan menguak aib dan rahasia orang lain. Hal itu akan merusak telinga orang yang mendengarnya dan merusak mulut dan telinga pelakunya. Pelakunya telah zalim pada penggunaan telinga dan mulut sehingga dipergunakannya untuk perbuatan yang diibaratkan memakan bangkai saudaranya.

Perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain juga akan meretakkan hubungan sosial antar sesama. Perbuatan itu akan menimbulkan perpecahan, perselisihan dan permusuhan antar individu atau pun kelompok. Rasulullah Saw. bersabda: "Jika engkau mengikuti cela (kesalahan) kaum muslimin, engkau pasti merusak mereka atau engkau hampir merusak mereka". (HR. Abu Daud)

Selain itu, Imam Nawawi dalam "Riyadhus Sholihin" menyatakan bahwa berburuk sangka terhadap sesama muslim tanpa alasan yang jelas adalah terlarang. Ini menunjukkan bahwa sikap saling menyalahkan dapat merusak hubungan antar sesama dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Dampak dari mudah menyalahkan orang lain 

Menyalahkan orang lain menghalangi individu untuk belajar dari kesalahan mereka. Ketika seseorang terus-menerus mencari kambing hitam, mereka tidak mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka, dan akibatnya, kehilangan kesempatan untuk berkembang dan belajar dari pengalaman. Selain itu, dengan terus-menerus menyalahkan orang lain, individu cenderung merasa tidak memiliki kontrol atas hidup mereka. Ketika semua masalah dianggap sebagai kesalahan orang lain, mereka merasa tidak berdaya untuk mengubah situasi mereka sendiri, yang dapat menyebabkan stagnasi dalam kehidupan pribadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun