Mohon tunggu...
Kang Rozaq
Kang Rozaq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendakwah, Aktivis Sosial dan Keagamaan, Laskar Pelayan Jama'ah (LPJ)

Aktivis Gerakan Aksi Sosial dan Keagamaan (GASA) dan Penggiat/Laskar Pelayan Jamaah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melepas Ego untuk Hidup yang Bermanfaat

19 Juli 2024   15:00 Diperbarui: 19 Juli 2024   15:01 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar generated by AI & edited by penulis

Ego adalah perasaan diri yang sering kali membuat kita merasa lebih penting atau lebih unggul dibandingkan orang lain. Ini bisa muncul dalam bentuk keinginan untuk selalu benar, kebutuhan akan pengakuan, atau rasa tidak suka ketika dikritik. Dalam pandangan Islam, ego yang berlebihan dapat menjauhkan kita dari sifat tawadhu (rendah hati) yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Ego, atau kesombongan, merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya dalam Islam. Ego dapat membuat seseorang merasa lebih superior dari orang lain, sehingga ia menjadi sombong, angkuh, dan tidak mau menerima nasihat. Ego juga dapat membuat seseorang menjadi egois, hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa peduli dengan orang lain, bahkan merendahkan orang lain.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai situasi yang menguji kesabaran dan kebijaksanaan kita. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana kita mengelola ego atau diri sendiri. Ego, jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi penghalang utama dalam mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat. Sebagai seorang Muslim, melepas ego bukan hanya tentang meningkatkan hubungan dengan sesama manusia tetapi juga memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.

Hidup yang diwarnai dengan ego hanya akan membawa kesengsaraan dan kerugian. Orang yang egois tidak akan memiliki banyak teman, karena orang lain akan menjauh darinya. Ia juga tidak akan mudah meraih kesuksesan, karena ia tidak mau bekerja sama dengan orang lain dan selalu ingin menjadi yang terbaik.

Allah SWT. menegaskan sifat ego manusia dalam surah Luqman ayat 18, yang artinya "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri," (QS. Luqman ayat 18). Juga dipertegas dalam Sabda Rasululah SAW., yang artinya "Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim).

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melepaskan ego dan hidup dengan penuh kerendahan hati. Kerendahan hati (tawadhu) adalah sifat yang mulia yang disukai oleh Allah SWT. Orang yang rendah hati selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan selalu mau belajar dari orang lain. Ia juga selalu siap membantu orang lain dan tidak pernah merasa superior dari orang lain.

Sabda Rasulullah SAW, menegaskan yang artinya "Barang siapa tawadu' (bersikap rendah diri) kepada Allah Swt. satu derajat, niscaya Allah akan mengangkatnya satu derajat, dan barang siapa bersikap sombong kepada-Nya satu derajat maka Allah akan merendahkan satu derajat hingga derajat yang paling hina. (HR. Ibnu Majah No. 4166)

Seyogyanya kita berusaha untuk melepaskan ego dalam diri. Beberapa cara melepaskan ego antara lain istiqomah dalam introspeksi diri secara berkelanjutan, lawan rasa sombong dengan syukur, istiqomah bersyukur atas nikmat Allah dengan selalu ingat bahwa semua nikmat yang kita miliki berasal dari Allah SWT. Selain itu, bergaul dengan orang yang rendah hati atau orang yang berakhlak mulia, dan selalu meminta ampun kepada Allah SWT, atas segala salah dan dosa yang telah dilakukan serta memperbanyak Ibadah, shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an.

Dengan melepaskan ego dan hidup dengan penuh kerendahan hati, kita akan mendapatkan banyak manfaat. Kita akan menjadi pribadi yang disukai orang lain. Kita juga akan lebih mudah meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.

Beberapa manfaat dalam melepaskan ego, antara lain ketenangan hati, karena tidak terbebani oleh rasa iri, benci, atau kesombongan. Juga akan terwujud hubungan sosial yang lebih baik, lebih mudah bergaul dan bekerja sama dengan orang lain, karena kita lebih mampu memahami dan menghargai perbedaan. Disamping itu, kita menjadi lebih rendah hati dan lebih dekat dengan Allah SWT, yang pada akhirnya membawa berkah dalam kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun