Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Pekalongan, 28 Agustus 1980. Seorang pria biasa saja. Hanya seorang 'TOEKANG KEBOEN'.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Kepada Puisi

19 Januari 2015   09:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang terhormat, Tuan/Puan Puisi

di tempat

Salam cintaku,

Puisi, kau harus ikut turun ke jalan. Jangan terlalu asyik bergelantungan di langit, bermain-main dengan kumpulan-kumpulan awan, dan memandangi mereka yang terpanggang oleh sengat matahari atau berbasah oleh hujan.
Puisi, kau harus berani menapak di atas jalan beraspal yang panas. Tanpa sandal, tanpa sepatu. Kau juga harus ikut berkeringat. Berkaos oblong dan bercelana seadanya. Jangan terlalu asyik dengan dunia tafsir atasmu. Bisa-bisa itu akan membutatulikan mata-telingamu. Atau pula akan mencekik rasamu sendiri.
Puisi, kau harus keluar dari ruang kelas agar kau lihat apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Kendurkan dasi yang mengikat lehermu, juga kancing kemeja dan jasmu. Berjalanlah bersama kami yang barangkali tak mengerti dan memahamimu.

Demikian,

Salam cintaku,

Pekalongan, 18 Januari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun