Fenomena Bank syariah yang menjamur dewasa ini, menurut Dra. Darosyi Endah Hosyamina, pembina komunitas majelis taklim yang juga seorang dosen psikologi, lebih disebabkan oleh faktor pasar. Adanya fatwa haram bunga bank yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadikan shock terapy bagi sejumlah perbankan konvensional. Banyak nasabah muslim yang lari ke bank syariah yang ada sehingga strategi yang digunakan oleh perbankan konvensional adalah membuka unit syariah dengan tujuan merebut pasar syariah.
Menurut penuturannya, tidak adanya pembinaan di bank syariah ini sebagai sebuah parameter bahwa selama ini transaksi yang dilakukan oleh bank syariah yang ada adalah semata-mata untukdunia, bukan transksihati yang bertujuan pada akhirat. “ Bank Syariah seolah hanya mengganti istilah riba dengan bagi hasil. Tidak ada pembinaan khusus kepada nasabahnya. Bank tidak mau tahu dari mana uang itu berasal, dan bagaimana perubahan sikap nasabah setelah menjadi nasabah bank syariah,” imbuhnya.
Agar tetap bertahan, menurutnya harus ada perbaikan sistem, “Bank syariah lama kelamaan akan ditinggalkan nasabahnya karena kurang professional, lambat, kurang aktif dan tidak adanya pendekatan kepada nasabah dari hati ke hati”.
Kepada nasabah dan penyelenggara bank syariah ia berpesan agar dalam melakukan sesuatu seharusnya kita luruskan niat untuk mencari ridho Alloh. “Karena dari situlah akan banyak jalan dari Alloh yang tidak kita duga dan kita akan dimuliakan oleh Alloh”, pungkasnya
Catatan :
Dra. Darosyi Endah Hosyamina adalah pembina Komunitas Rumahku Syurgaku yang merupakan sebuah Komunitas Majlis Ta’lim yangberdiri pada tahun 2008. Komunitas ini merupakan kumpulan dari penggemar acara Rumahku Syurgaku yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah. Jumlah anggota komunitas ini dua ribu orang dan saat ini memiliki ratusankelompok Majlis Ta’lim. Keempat putranya menjadi da'i cilik berprestasi dan dikenal dengan nama Ilham Bersaudara Yang terdiri dari Ilham, Taufik, Fira dan Kintan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H