terkekeh kecut
aish!
melihat semangatmu
mendengar setiap hentakan intonasimu
optimisku tiba tiba mengkerut
"maju tak gentar, membela yang benar!"
owalah, nduk!
ayah kini hanya mampu mengurut dada
bahkan bingung, pada siapa harus bertanya
yang merasa cilik teriak,
"kami butuh ini!
kami butuh itu!
pejabat jangan begini!
kalian harus begitu!"
pejabatnya berkata,
"kami sangat peduli wong cilik
memperjuangkan mereka lewat politik
sesuai aturan undang undang dan perda
harap semua pihak menanggapi bijaksana"
di balik meja mereka bisik-bisik
"sssttt ... setiap pengaruh butuh retorika, juga reka reka"
byuuuhhh!
setelah itu mereka pulang dengan tawa
tentu kantong telah terisi pula
"bergerak, bergerak! serentak, serentak! menerkam, menerjang, terjang!"
nduk,
meski bukan untuk kebenaran kalau berjamaah dan terus bergerak serentak,
dengan kuku kuku dan taring taring tajam menerkam
menerjang segala penghambat-rintang
kemenangan akan terjelang
"majulah! majulah, menang!
nduk,
bisa jadi ocehan ini kamu tak paham
seperti ayah yang tak sehebat-lantang nyanyimu
salah dan benar kadang tak paham