Mohon tunggu...
Pandu Perdana Putra
Pandu Perdana Putra Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Inggris, Peneliti, dan Pengamat Kebijakan Pendidikan

Saya seorang penulis yang aktif membahas berbagai topik, terutama terkait dengan pedagogi dan isu pendidikan terkini. Dengan latar belakang di manajemen komunitas, saya juga sering berbagi tentang cara mengelola dan mengembangkan komunitas secara efektif. Selain itu, saya sangat tertarik pada penelitian, baik itu melalui survei maupun eksperimen sosial, yang saya anggap sebagai cara penting untuk menggali wawasan baru dan solusi bagi masalah yang ada di masyarakat. Melalui tulisan-tulisan ini, saya berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam perkembangan dunia pendidikan dan pengelolaan komunitas di Indonesia. Semoga apa yang saya bagikan dapat bermanfaat dan menginspirasi kita semua. Untuk berdiskusi lebih lanjut atau terhubung, silakan mampir ke halaman LinkedIn saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Reformasi Pendidikan Indonesia: Mewujudkan Target, Memperbaiki Akreditasi, dan Meningkatkan Kualitas Guru

23 Januari 2025   12:22 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:22 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Abdul Muti Dokumentasi Republika Online

Perbincangan mengenai reformasi pendidikan di Indonesia terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai upaya tengah dirancang untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya menghasilkan generasi cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap bersaing di kancah global. Meskipun demikian, ada beberapa isu mendasar yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut untuk memastikan keberhasilan reformasi ini.

Fokus pada Hasil Belajar yang Terukur

Salah satu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah pencapaian hasil belajar. Berbagai pendekatan pembelajaran yang berkembang di Indonesia, terinspirasi dari sistem pendidikan negara-negara seperti Finlandia, memang terlihat menarik. Di sana, siswa diberikan kebebasan lebih besar untuk mengeksplorasi potensi diri. Namun, penerapan filosofi ini tanpa mempertimbangkan konteks lokal dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Mengapa demikian? Mentalitas siswa Indonesia, secara umum, masih membutuhkan bimbingan lebih intensif. Kebebasan yang diberikan tanpa kendali yang jelas dapat berisiko disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti tawuran atau perilaku destruktif lainnya. Dalam pengalaman saya, banyak orang yang menekankan pentingnya menikmati proses dalam pendidikan, namun sering kali mengabaikan pentingnya target hasil yang jelas. Tanpa target, proses pembelajaran menjadi kehilangan arah dan tujuan.

Bagi saya, hasil belajar tetap harus menjadi fokus utama. Proses pendidikan memang penting, tetapi tanpa adanya target yang jelas, proses tersebut dapat menjadi perjalanan yang tidak memiliki tujuan. Generasi mendatang perlu dilatih untuk menyelesaikan tantangan dengan hasil yang nyata, bukan hanya menikmati proses tanpa arah yang jelas.

Internasionalisasi Akreditasi Sekolah

Penting untuk menyoroti sistem akreditasi sekolah di Indonesia. Saat ini, akreditasi pendidikan masih memiliki sejumlah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam praktiknya, sering kali terjadi manipulasi dalam proses akreditasi, di mana sebuah sekolah dapat memperoleh nilai yang lebih tinggi hanya dengan memberikan fasilitas atau hiburan kepada asesor.

Untuk itu, akreditasi pendidikan di Indonesia perlu diinternasionalisasi dan diawasi dengan ketat. Sistem akreditasi yang transparan dan berbasis pada standar internasional akan mengurangi celah-celah manipulasi yang selama ini merugikan sekolah-sekolah yang berusaha menjaga kualitas. Akreditasi yang objektif dan jujur akan mendorong kualitas pendidikan yang lebih baik, bukan hanya sekedar pencapaian administratif semata.

Mentalitas Pendidik dan Tenaga Administrasi sebagai Pelayan

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah perubahan mentalitas para pendidik dan tenaga administrasi sekolah. Di era modern ini, posisi guru dan staf administrasi sekolah bukanlah posisi yang superior, melainkan sebagai pelayan pendidikan. Mentalitas ini harus tertanam dengan kuat dalam setiap diri pendidik dan tenaga administrasi.

Seringkali, kita menemui oknum pendidik yang merasa dirinya tidak bisa dikritik dan selalu benar. Padahal, tugas mereka adalah memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi siswa, membantu mereka berkembang dan meraih potensi terbaik mereka. Oleh karena itu, pendidik perlu memiliki sikap rendah hati, selalu siap belajar, dan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan siswa secara maksimal.

Prioritas Peningkatan Kualitas Guru yang Berkelanjutan

Program peningkatan kapasitas guru harus berfokus pada peningkatan kualitas yang sesungguhnya. Pelatihan untuk guru penggerak harus bukan hanya berkutat pada hal-hal yang bersifat teknis seperti penggunaan aplikasi desain grafis semacam Canva. Sementara itu, guru seharusnya lebih dibekali dengan keterampilan pengajaran yang inovatif dan pemahaman yang mendalam tentang teknologi pendidikan yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran yang efektif.

Peningkatan kualitas guru tidak cukup hanya dengan pelatihan yang bersifat teknis, tetapi juga dengan memperkuat kompetensi pedagogik dan wawasan yang lebih luas tentang tantangan pendidikan masa depan. Inilah yang dapat membuat guru menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan, mampu membawa pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak tantangan yang harus diatasi. Mulai dari menanamkan pentingnya hasil belajar yang terukur, memperbaiki sistem akreditasi sekolah, mengubah mentalitas pendidik, hingga memastikan bahwa program peningkatan kualitas guru benar-benar memberikan dampak positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun