Mohon tunggu...
Pandu Perdana Putra
Pandu Perdana Putra Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Inggris, Peneliti, dan Pengamat Kebijakan Pendidikan

Saya seorang penulis yang aktif membahas berbagai topik, terutama terkait dengan pedagogi dan isu pendidikan terkini. Dengan latar belakang di manajemen komunitas, saya juga sering berbagi tentang cara mengelola dan mengembangkan komunitas secara efektif. Selain itu, saya sangat tertarik pada penelitian, baik itu melalui survei maupun eksperimen sosial, yang saya anggap sebagai cara penting untuk menggali wawasan baru dan solusi bagi masalah yang ada di masyarakat. Melalui tulisan-tulisan ini, saya berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam perkembangan dunia pendidikan dan pengelolaan komunitas di Indonesia. Semoga apa yang saya bagikan dapat bermanfaat dan menginspirasi kita semua. Untuk berdiskusi lebih lanjut atau terhubung, silakan mampir ke halaman LinkedIn saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Filosofi: Standing on the Shoulders of Giants

24 Desember 2024   12:29 Diperbarui: 24 Desember 2024   12:29 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Star Learning Experiences

Pernahkah pembaca merasa seperti melihat dunia dengan cara yang benar-benar baru hanya karena berbicara atau belajar dari seseorang yang memang sudah ahli di bidangnya? Pengalaman semacam itu membuat saya mulai menelusuri filosofi standing on the shoulders of giants.

Frasa ini berasal dari Bernard dari Chartres, seorang filsuf dari kota Chartres, Prancis pada abad ke-12. Ia menggambarkan manusia seperti kurcaci yang berdiri di atas bahu raksasa, sehingga mampu melihat lebih jauh dari biasanya. Gagasan ini kemudian menjadi terkenal ketika Sir Isaac Newton menulis, "If I have seen further, it is by standing on the shoulders of giants." Newton dengan rendah hati mengakui bahwa pencapaiannya tidak terlepas dari karya para ilmuwan besar yang datang sebelumnya, seperti Galileo dan Kepler.

Filosofi ini memberikan sebuah kesadaran dan kebijaksanaan untuk menyadari bahwa apa yang dicapai sekarang sering kali merupakan hasil dari warisan ide, pengetahuan, dan panduan dari orang-orang yang lebih dulu melangkah jauh di depan kita. Saya mengalaminya sendiri dalam berbagai kesempatan.

Suatu waktu, saya diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan profesor atau mentor yang ahli di bidang yang saya tekuni. Diskusi itu sederhana, tetapi cara beliau menjelaskan suatu gagasan membuka cara pandang saya terhadap hal-hal yang sebelumnya terasa rumit. Beliau berbicara dengan cara yang membuat saya merasa seperti sedang meminjam cakrawala pemikiran beliau. Saya mulai melihat hal-hal yang mungkin selama ini terlewatkan, dan dari sana, saya menyusun langkah-langkah kecil yang bisa saya lakukan untuk mendekati wawasan besar yang beliau sampaikan.

Pengalaman ini membuat saya menyadari bahwa setiap wawasan baru yang didapat adalah hasil dari keberanian untuk belajar dan mendengarkan. Meminjam pemikiran orang lain bukan hanya soal menerima informasi, tetapi juga tentang bagaimana kita menerjemahkan wawasan itu ke dalam tindakan. Saat membaca karya besar atau mendengarkan pandangan seorang ahli, pembaca tidak hanya melihat apa yang mereka temukan, tetapi juga memahami bagaimana mereka sampai pada kesimpulan itu. Cara berpikir inilah yang harus kita kejar untuk diadopsi.

Filosofi standing on the shoulders of giants juga mengajarkan pentingnya kerendahan hati. Setiap langkah maju yang kita ambil didukung oleh fondasi yang dibangun oleh generasi sebelumnya. Apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari perjalanan panjang ilmu pengetahuan, dan tanggung jawab kita adalah menambahkan sesuatu yang berarti untuk mereka yang akan melanjutkannya nanti.

Di umur sekarang, saya akan memperbanyak meminjam cakrawala---membaca lebih banyak, berdiskusi lebih sering, dan mendengarkan lebih dalam. Harapannya, di masa depan, saya bisa ikut berkontribusi di cakrawala tersebut, menjadi bagian kecil dari rantai panjang pengetahuan yang terus berkembang.

Filosofi ini bukan hanya tentang menghormati masa lalu, tetapi juga membangun masa depan. Setiap pelajaran yang kita ambil adalah pijakan untuk melangkah lebih jauh. Dengan meminjam dari para raksasa, suatu hari kita pun bisa membantu orang lain melihat lebih jauh dari apa yang pernah kita bayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun